Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan tidak melarang pendatang dari berbagai daerah untuk mengadu nasib di Ibu Kota saat arus balik lebaran 2018 mendatang.
Menurutnya, mencari nafkah dan penghidupan yang layak adalah hak semua warga negara.
"Kita menghargai hak warga negara untuk mendapatkan pekerjaan di manapun juga, termasuk di Jakarta," kata Anies di Terminal Bus Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Anies meminta pendatang agar tertib aturan dan hukum serta memiliki kelengkapan surat-surat kependudukan ketika datang ke Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan ini mengatakan pihaknya melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta, bakal melakukan pencatatan guna mendata jumlah pendatang yang masuk ke Tanah Batavia.
"Jadi sesudah nanti pulang, arus balik muncul nanti kami pastikan bahwa ada pendataan yang benar. Ikuti aturan yang ada," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan pihaknya bakal melakukan beberapa langkah guna mengantisipasi pendatang.
Ia mengatakan pihaknya tidak langsung melakukan operasi saat arus balik. Dinasnya baru akan mulai mendata pendatang pada H+14 lebaran.
Saat mendata pihaknya bakal mendatangi apartemen, rumah, dan permukiman-permukiman.
"Baru nanti melakukan persiapan untuk pembinaan kependudukan mensosialisasikan serta melakukan penegakan aturan kependudukan itu H+21" terangnya.
Edison juga meminta kepada masyarakat yang hendak datang ke Jakarta untuk membekali diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di Ibu Kota. Ia pun mengingatkan calon pendatang yang ingin menetap di Jakarta agar jangan sampai lupa untuk mengurus surat pindah dari Dinas Kependudukan daerah asal.
"Kalau hanya sementara kita siapkan ambil surat jalan dari camat daerah asalnya untuk mendapat surat keterangan domisili sementara," ujarnya.
Edison memprediksi pada arus balik lebaran 2018 jumlah pendatang yang masuk ke Jakarta bakal naik dua hingga tiga persen dibanding tahun lalu yang sebanyak 70.752 orang.
(arh/wis)