Merantau di Ibu Kota, Saatnya Menyapa Kampung Halaman

DZA | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jun 2018 08:45 WIB
Banyak perantau yang rela jauh dari keluarga demi mengadu nasib di Jakarta. Bagi banyak orang, Ibu Kota memang tempat mencari penghidupan yang lebih baik.
Pemudik berjejalan di Stasiun Senen, Jakarta Pusat untuk kembali ke kampung halaman selama libur lebaran. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta sudah sejak lama dianggap sebagai ladang mencari rezeki. Banyak orang rela meninggalkan tanah kelahiran demi mengadu nasib di Ibu Kota. Supriyadi salah satunya.

Pria asli Kebumen, Jawa Tengah sudah 35 tahun bekerja di Jakarta, tepatnya di Tangerang yang notabene kota penyangga ibu kota. Selama itu pula ia harus rela terpisah jarak ratusan kilometer dari istri dan anaknya.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pun Supriyadi mudik ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga di hari Lebaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tangannya sudah digenggam tiket kereta api. Pada tiket kereta itu tertulis jam keberangkatan, yakni pukul 21.15 WIB. Namun dia sudah tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 15.00 WIB.

"Saya berangkat dari Tangerang tadi jam 2 siang, sampai sini jam 3. Takutnya macet di perjalanan menuju ke sini," kata Supriyadi saat ditemui oleh CNNIndonesia.com di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/6).

Bukan tanpa alasan Supriyadi mengais rezeki jauh dari Kebumen. Menurutnya, bekerja di kampung halaman tak menjamin apa-apa. Baginya, Jakarta punya segala yang ia inginkan untuk memenuhi kebutuhannya, istri, dan anak-anaknya.

"Ya di daerah saya masih banyak yang bertani, dan saya juga mikirnya ke depan. Nyekolahin anak mahal, kebutuhan makin banyak, jadi cari di luar Kebumen," kata Supriyadi.

Selama 35 tahun bekerja, Supriyadi berhasil menyekolahkan anak sampai tinggi. Bahkan anak pertamanya sudah menjadi tentara, sementara yang bontot baru saja lulus SMA tahun ini.

Terpisah, Uciwati juga sama seperti Supriyadi. Perempuan yang juga asal Kebumen ini memilih Jakarta sebagai tempat mencari penghidupan. Bedanya ia hijrah ke Jakarta ikut suami yang bekerja sebagai karyawan swasta.

Uciwati hijrah meninggalkan keluarga besar di kampung halamannya sejak tahun 2015. Ia mengambil keputusan ini dikarenakan mengikuti sang suami yang bekerja di Jakarta menjadi salah satu karyawan bagian pemasaran di perusahaan swasta.

"Nggak mau jauh dari suami, intinya. Kebetulan juga sudah punya rumah di Cileungsi, keluarga juga nggak apa-apa. Sudah nyaman juga di sini," kata Uci, sesekali menjaga anaknya yang berusia dua tahun tertidur di pangkuannya.

Tak Mau Ajak Saudara ke Jakarta

Sudah sejak lama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga yang mudik untuk tidak membawa saudara atau kerabatnya saat kembali ke Ibu Kota.

Sebagai Ibu Kota, Jakarta memang terbuka dan tidak melarang orang untuk datang. Namun, Pemprov DKI Jakarta ingin agar setiap orang yang merantau ke Jakarta sudah memiliki jaminan pekerjaan dan tempat tinggal, sehingga dia tak menjadi pengangguran.

Mengenai itu, Supriyadi mengaku punya pandangan sendiri. Dia enggan memboyong saudara atau kerabatnya ke Jakarta. Bagi Supriyadi, saudara atau kerabatnya yang ingin mencari pekerjaan akan lebih baik menitip lamaran.

Supriyadi mengaku ada salah satu keponakannya yang ingin mencari pekerjaan di Jakarta. Namun ia tak mau mengajak keponakannya itu saat kembali ke Jakarta.

"Saya nggak mau begitu. Mau menolong, tapi saya mending bawa lamaran pekerjaannya ketimbang ia sampai sini nggak dapat kerjaan. Habisin duit, modalnya buat ke sini juga nggak dikit," tuturnya.

Ia sempat membawa salah satu keluarganya ke Tangerang untuk mengikuti proses penerimaan karyawan di kantor tempatnya bekerja. Namun saat pertengahan tes masuk, saudaranya tidak diterima.

"Habis itu saya nggak enak. Kayak sudah janjiin, tapi ternyata nggak keterima. Mending nggak gitu lagi," kata Supriyadi.

Senada dengan Supriyadi, Uciwati juga pandangan serupa. Dulu ia sempat berencana akan membawa keponakan untuk tinggal di rumahnya sembari mencari kerja. Namun ia dan sang suami menahan diri untuk tidak langsung mengajak.

"Ada ponakan satu, tapi nggak dulu, biar dia cari kerja sendiri dulu. Kalau keterima di Jakarta baru kita bolehin tinggal sama saya. Ya tapi seadanya," kata Uciwati. (osc/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER