Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang warga Pasar Baru,
Jakarta Pusat, Aminah (63), mengaku sering pusing dengan masalah keuangannya. Ia pun sering mengantuk saat mengelola warung nasinya dan merasa kurang bergairah.
Suatu hari, ia menuturkan, ada seorang pria yang menghampirinya lantaran kasihan melihat ibu enam anak itu selalu tertidur lemas usai zuhur.
Aminah mengatakan pria tersebut menyarankan agar dirinya tidak terus mengantuk, ada baiknya mencoba beribadah di Masjid Istiqlal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, saya nurut. Sekarang saya senang enggak
ngantukan lagi," katanya ketika ditemui di Masjid Istiqlal, Selasa (12/6).
Aminah kemudian menjalani peran sebagai 'penghuni' Istiqlal sejak Minggu (3/6). Warungnya pun ia tutup sementara selama dua pekan.
Ia adalah salah satu dari ribuan jemaah iktikaf yang memadati Masjid Istiqlal, Jakarta. Mereka ingin mengikuti tuntutan Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah meninggalkan peningkatan ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com hingga Selasa (12/6), mereka kebanyakan membaca Al Quran dan merebahkan diri hingga terlelap.
Setelah berhari-hari iktikaf, Aminah mengaku menemukan gairah baru. Menurutnya, fokus beribadah kepada Allah SWT selama berhari-hari mampu membuatnya melupakan persoalan duniawi.
 Aminah (63), warga Pasar Baru, beritikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/6). ( CNN Indonesia/Mesha Mediani) |
"Iktikaf bikin segar, bikin enggak punya pikiran apa-apa. Pengen ibadah aja," ujar Aminah.
Saking senangnya beritikaf, Aminah mengaku menyesal tidak melakukannya pada tahun-tahun sebelumnya. Ia lantas berencana menyelesaikan itikafnya pada Rabu (13/6) atau 28 Ramadan.
Soal sumber nafkahnya, Aminah pasrah. Menurutnya, sudah cukup rezeki yang diberikan Allah SWT selama 11 bulan lainnya di luar bulan Ramadan.
"Kalau enggak jualan pasti enggak punya duit. Insyaallah enggak apa-apa. Rezeki mah darimana aja. Saya pusing mikirin uang," ujarnya lirih. Ia kemudian melanjutkan membaca salah satu surat dalam Al-Quran, 'Abasa.
Ditemui di tempat yang sama, Ihsan (16), santri sebuah pondok pesantren di Bogor, beritikaf di Istiqlal bersama ibu dan adik-adiknya.
Ihsan termotivasi untuk menyibukkan diri dengan beribadah secara utuh di masjid ketimbang di rumah. Sebagai anak muda, dia tak menyangkal ada rasa malas dan bosan saat beribadah di rumah.
"Alhamdulillah semenjak di sini jadi terbawa suasana. Kalau di rumah kan enggak ada dorongan, lebih malas. Di sini ada dorongan untuk ibadah," kata Ihsan, warga Kemayoran, Jakarta Pusat.
 Ihsan (16) warga Kemayoran, berkitikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/6). ( CNN Indonesia/Mesha Mediani) |
Ramai Saat Malam GanjilKepala Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengaku tidak pernah mendata jumlah pasti jemaah iktikaf. Namun, Abu memperkirakan ada 10 ribu-12 ribu jemaat tiap malamnya.
Peningkatan jumlah jemaah iktikaf ini mulai terjadi pada 21 Ramadan tiap tahunnya atau Rabu (6/6). Diperkirakan, peningkatan jemaat itikaf akan terjadi pada malam ganjil terakhir, yakni 29 Ramadan atau Kamis (14/6).
"Ramainya dari 21 Ramadan, terutama hari ganjil. Namun, rata-rata hanya 20-30 persen yang iktikaf. Sisanya hanya datang pada malam ganjil, enggak sampai menginap," kata Abu, sambil melayani penyaluran zakat jemaat Istiqlal, Selasa (12/6).
"Dari 12 ribu, sebanyak 10 ribu jemaatnya pulang lagi. Mereka hanya mengejar
qiyamul lail [salat malam]," tambah dia.
Pihak Masjid Istiqlal pun melakukan sejumlah agenda terkait kegiatan iktikaf itu. Misalnya, ceramah oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar pada 10 hari terakhir, dan pembagian paket sahur sebanyak 1.700 kotak.
"Imam besar sudah janji dari tanggal 21 Ramadan sampai akhir nanti beliau ada di Istiqlal, jika tidak ada kegiatan lain di luar yang mendesak. Jam 2.00 pagi sebelum qiyamul lail akan tausiyah," tutup Abu.
(arh)