Pengguna Tol Jakarta-Cikampek Keluhkan Sistem Satu Arah

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jun 2018 08:45 WIB
Pengguna Tol Cikampek yang mengarah ke luar Jakarta menyatakan sistem satu arah malah membuat kemacetan di jalur arteri dari Bekasi hingga Pantura.
Kemacetan akibat pemberlakuan sistem satu arah Tol Jakarta-Cikampek. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberlakuan sistem satu arah atau one way Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta berimbas pada pengguna jalan ke tujuan sebaliknya. Keputusan itu mengakibatkan waktu tempuh dari Jakarta menuju Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bertambah menjadi tujuh sampai delapan jam dan dikeluhkan oleh para sopir angkutan umum seperti bus.

Sistem satu arah diterapkan mulai dari KM 188 Tol Cipali arah Jakarta hingga gerbang Tol Cikarang Utama pada Rabu (20/6) sore hingga Kamis pagi. Akibat sistem tersebut, pengguna tol ke arah Cipali dialihkan melalui jalan arteri.

"Kondisinya macet karena harus lewat jalan arteri. Jalan tolnya ditutup," kata Santi, salah seorang pengendara dari Jakarta ke Karawang dikutip Antara, Kamis (21/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Santi kecewa atas pemberlakuan sistem satu arah dan menutup jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebab menurutnya pengguna jalan tol tersebut bukan pemudik dari arah timur saja.

Banyak pula pemudik dari arah Jakarta, Lampung, Bogor, Banten yang ingin menggunakan jalan tol Jakarta-Cikampek maupun Cipali selama arus balik.

"Jalan tol juga tidak dikhususkan untuk pemudik saja kan," katanya.

Akibat pemberlakuan sistem satu arah, Sinta mengaku membutuhkan waktu delapan jam menempuh perjalanan dari Pasar Rebo, Jakarta, hingga ke rumahnya di kawasan Karawang.

"Biasanya paling kalau kondisi macet, waktu perjalanannya tiga jam, kalau lancar sekitar 2 jam," ujarnya.


Arus lalu lintas di sepanjang jalan arteri Jakarta-Bekasi hingga Karawang cukup padat selama diberlakukan sistem satu. Semua kendaraan dari Jakarta menuju Cikampek menggunakan jalan arteri.

Di beberapa titik sepanjang jalan arteri tersebut juga seringkali terjadi kemacetan. Beberapa di antaranya di titik perempatan atau pertigaan, kawasan pasar, terminal, dan lain-lain.

Sistem Satu Arah Dikeluhkan, Jakarta-Karawang Ditempuh 8 JamSejumlah kendaraan melintasi jalur satu arah menuju Jakarta yang diberlakukan di Tol Jakarta-Cikampek. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Sejumlah sopir bus dari arah Jakarta menuju Palimanan juga mengeluhkan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah selama arus balik lebaran.

Akibat kemacetan itu, jadwal keberangkatan bus jadi terganggu. Bus-bus itu hendak menjemput pemudik yang ingin kembali ke Jakarta dari sejumlah lokasi di Jawa Tengah, seperti Solo. Mereka terlambat karena harus melewati jalan arteri hingga jalur Pantura, karena jalan Tol Jakarta-Cikampek menuju Cipali ditutup selama diberlakukan sistem one way.

"Dampaknya kami yang dari arah Jakarta menuju Jawa harus melintasi jalan arteri hingga jalur Pantura, dan harus terjebak macet," kata Roy, sopir bus jurusan Jakarta-Solo, saat ditemui di Cikampek, Kamis.

Pengendara lainnya, Subur juga mengkritik sistem satu arah selama arus balik lebaran tahun ini. Dia pun mempertanyakan dasar pemberlakuan sistem tersebut karena justru mengakibatkan kemacetan di tempat lain.

Ia berharap PT Jasa Marga dan pihak kepolisian mengkaji ulang pemberlakuan sistem one way jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta pada arus balik Lebaran.

"Dampaknya, kemacetan di jalan arteri dan kemacetan panjang tol dalam kota, jadi harus dievaluasi," katanya.


Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi sebelumnya mengklaim sistem satu arah di KM 188 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) arah Jakarta hingga gerbang Tol Cikarang Utama tak akan membuat jalur arteri di sekitar tol macet.

Dia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Jasa Marga dan Kakorlantas Polri terkait sistem tersebut yang kembali diterapkan di Cipali sejak pukul 15.00 WIB, kemarin.

Budi menyampaikan harus ada pengorbanan bagi pengendara dari arah Jakarta. Hal ini untuk mencegah kepadatan berlebih pada puncak arus balik lebaran 2018.

"Barat ke timur, ya enggak apa-apa kan [lewat jalur non tol]? Memang risiko begitu, selective priority. Truk saja dari kemarin tidak boleh lewat situ. Saya bilang ke kepolisian, kalau masih lewat keluarkan dari lintasan. Kita prioritaskan yang arus balik," ujarnya.

(antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER