Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan insiden tenggelamnya
KM Sinar Bangun di Danau Toba awal pekan ini terjadi akibat infrastruktur dermaga yang belum memadai.
Menurut Luhut, infrastruktur dermaga kawasan tersebut tidak seimbang dengan jumlah wisatawan dan pengunjung kawasan wisata tersebut yang terus meningkat setiap tahunnya.
"Peristiwa yang terjadi kemarin terjadi karena beberapa hal seperti pembangunan fasilitas infrastruktur yang belum menyamakan peningkatan jumlah wisatawan," kata Luhut melalui pernyataan tertulis yang diterima pada Jumat (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan lima dermaga di Danau Toba dan pembenahan fasilitas dermaga," lanjut Luhut.
Selain faktor infrastruktur, Luhut juga tak menampik bahwa kecelakaan yang merenggut 192 korban tersebut terjadi akibat kelalaian penyelenggara dan pengawas angkutan kapal.
Dia menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap langkah kepolisian yang melakukan investigasi dan menindak pihak yang terbukti lalai sehingga menyebabkan insiden tersebut terjadi.
"Jika aparat di lapangan dan penyelenggara angkutan mau belajar dari kecelakaan sebelumnya, serta disiplin dalam memprioritaskan keamanan penumpang dengan mengangkut jumlah penumpang tidak lebih dari kapasitas dan memperhatikan laporan cuaca dan peringatan dari BMKG, tentu kecelakaan seperti ini bisa dihindari," ujar Luhut.
Luhut juga mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyebut akan segera mengunjungi lokasi kejadian untuk melakukan evaluasi.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB setelah berangkat dari Simanindo menuju Tigaras.
Sebelum tiba di dermaga Tigaras, tiba-tiba kapal oleng akibat pengaruh cuaca buruk hingga berujung tenggelam.
Sampai saat ini diperkirakan 192 orang tercatat sebagai penumpang KM Sinar Bangun. Sementara Basarnas baru menemukan 22 korban termasuk tiga orang tewas dari kejadian itu.
(end/stu)