Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) khawatir kecurangan dan ketidaknetralan oknum Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, dan TNI dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) akan menimbulkan perlawanan dari rakyat.
Terlebih, kata SBY kecurangan dan ketidaknetralan oknum tiga lembaga negara itu dilakukan secara struktur, sistematis, dan masif serta merupakan perintah dari atas.
"Saya khawatir akan menimbulkan perlawanan rakyat dan mari cegah bersama, kita sayang sekali dengan negeri ini," kata SBY saat jumpa pers di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SBY mengatakan bahwa semua pihak tentu menginginkan gelaran pesta demokrasi, baik Pilkada serentak 2018 maupun Pemilu 2019 yang akan datang berlangsung aman, damai dan demokratis. Ia mengajak semua pihak untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
"Saya juga berharap rakyat kita berani untuk menolak semua tindak kecurangan, termasuk ketidaknetralan. Biar lah rakyat menggunakan haknya, memilih siapa yang disukai, diyakini bisa memimpin," ujarnya.
Presiden ke-6 RI itu menegaskan bahwa dirinya tidak panik sehingga melontarkan dugaan oknum BIN, Polri, dan TNI tak netral dalam pelaksanaan Pilkada serentak kali ini. SBY mengaku menyampaikan hal tersebut untuk kembali mengingatkan negara dan pemerintah agar tetap netral.
"Saya diserang oleh partai politik tertentu, katanya SBY panik, SBY tidak panik. Biasanya orang yang panik itu cenderung curang, Insya Allah kami tidak curang. Tapi kami waspada," kata dia.
"Mengapa? Yang saya sampaikan itu bukan isapan jempol. Tidak ada niat seorang SBY melebih-lebihkan dan mendramatisasi, itu bukan DNA saya, saya hati-hati dalam berbicara," ujar SBY menambahkan.
Menurut, SBY, bila terjadi ketidaknetralan yang dilakukan oleh oknum BIN, Polri, dan TNI dalam setiap pesta demokrasi bukan lah kesalahan prajuritnya. SBY menyebut tindakan ketidaknetralan merupakan kesalahan pemimpinnya yang keblinger.
"Jadi justru rasa sayang seorang SBY kepada lembaga yang dicintainya, TNI, Polri, dan BIN itu jangan lah keliru dalam bersikap dalam Pilkada atau Pemilu kelak. Kasian sama prajurit, kasian sama anggota dan kasian sama lembaganya," tuturnya.
Lebih lanjut, kata SBY, BIN, Polri, dan TNI merupakan lembaga negara yang baik. Ia mengaku berada di wilayah ketiga lembaga tersebut hampir 30 tahun. SBY mengaku selama 10 tahun berkuasa tak pernah menggunakan BIN, Polri, dan TNI untuk memenangkan dirinya maupun Partai Demokrat.
"Saya tidak pernah menggunakan kekuatan yang harusnya netral untuk memenangkan partai yang saya pimpin. Tidak apa-apa kalah, sebagaimana nasib partai Demokrat pada tahun 2014 yang lalu," kata dia.
(ugo)