Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal
Tito Karnavian mengungkapkan pihaknya telah menangkap 13 terduga teroris yang dianggap memiliki rencana teror pada
Pilkada serentak 27 Juni 2018.
Tito menyebut beberapa orang dari terduga teroris tersebut telah diciduk polisi di
Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/6).
"Penangkapan setidaknya ada 13 orang yang ditangkap termasuk di Depok yang bersangkutan ditembak mati tapi ada yang hidup juga," kata Tito di Mabes Polri Jakarta, Senin (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Tito tidak menjelaskan dengan detail terkait teroris yang telah ditangkap tersebut selain mereka diduga akan melakukan aksi pada Pilkada yang bakal digelar beberapa hari lagi.
Tito menjelaskan, pemilihan Pilkada sebagai momen para terduga teroris melakukan aksinya berkaitan dengan keyakinan yang dianut mereka. Polisi pun mengadakan penyergapan, meski sempat dilawan oleh para terduga teroris dengan senjata.
"Karena bagi kelompok teroris itu, pesta demokrasi dianggap enggak sesuai sistem di mereka. Sehingga pesta demokrasi adalah sistem syirik," ungkap Tito.
"Kita deteksi ada beberapa orang yang mungkin akan menganggu tempat pemungutan suara (TPS). Kami sudah deteksi dan kalkulasikan," lanjutnya.
Meski begitu, Tito menyebutkan masyarakat tak perlu khawatir untuk datang ke TPS.
Tito menyebut pihak Kepolisian sudah menyiapkan anggota guna mengamankan pelaksanaan Pilkada 2018 yang serentak dilakukan di 171 daerah di Indonesia.
Selain itu Tito juga menyebut ada lima daerah yang rawan bentrok pada pilkada mendatang. Namun lagi-lagi Tito enggan merinci secara detail daerah mana saja yang terindikasi rawan tersebut.
"Prinsip kita preventif sudah kita lakukan. Kita minta agar masyarakat jangan takut ke TPS," tutup dia.
Sabtu (23/5) kemarin polisi menangkap sebanyak tiga teroris di kawasan Depok, Jawa Barat. Mereka adalah AS dan AZA alias MRS ditangkap di dua tempat berbeda yakni Mekarsari dan Sukamajaya.
AS dan AZA ditembak mati oleh petugas lantaran melakukan perlawanan. Sementara MM masih dalam pemeriksaan polisi. Ketiganya adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bogor.
(end)