PBNU Bantah 'Bisyaroh' Politik Uang

DZA | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jun 2018 16:35 WIB
Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan bahwa bisyaroh merupakan bentuk apresiasi atau pemberian hadiah dari santri terhadap ustaznya.
Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan bahwa bisyaroh merupakan bentuk apresiasi atau pemberian hadiah dari santri terhadap ustaznya. (Foto: CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bersama dengan Front Pembela Islam (FPI) diketahui menggeruduk kantor PDI-Perjuangan (PDIP) Banyumas, Jawa Tengah pada hari ini.

Hal itu terkait dengan aksi kader PDIP yang melaporkan kegiatan Nahdlatul Ulama (NU) berkaitan dengan bisyaroh. Kader itu menganggap hal itu terkait dengan kegiatan politik.

Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan bahwa bisyaroh merupakan bentuk apresiasi atau pemberian hadiah dari santri terhadap ustaznya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisyaroh merupakan bentuk apresiasi atau hadiah yang diberikan dari santri terhadap ustaznya di pesantren," kata Masduki saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Selasa (26/6).

Bisyaroh maupun berkat dianggap sudah turun temurun dalam tradisi NU ketika tuan rumah menyelenggarakan tahlilan atau pengajian. Hal ini ditengarai bagian dari politik uang sehingga pembagiannya dipermasalahkan.

Masduki mengatakan bahwa tradisi bisyaroh sudah lama dijalankan dari zaman Nabi Muhammad SAW. Dia bahkan membantah bahwa bisyaroh bukan 'salam tempel' dalam kegiatan politik.

"Jadi enggak ada unsur politiknya. Kalau ada unsur politiknya itu namanya bukan bisyaroh, ini ucapan terima kasih dari santri begitu," kata Masduki.

(asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER