Polisi Tangkap Dua Orang Diduga Penyebar Kampanye Hitam

Damar Sinuko & FAR | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jun 2018 12:47 WIB
Dua orang yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap salah satu pasangan calon gubernur Jawa Tengah ditangkap polisi di wilayah Magelang.
Kapolda Jateng Irjen Polisi Condro Kirono. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap dua orang yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap salah satu pasangan calon Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah. Mereka ditangkap, Rabu (27/6) di wilayah Magelang, Jawa Tengah.

Dikutip dari Antara, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono menyebut bahwa kedua terduga pelaku melanggar Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Ada dua pelaku yang diamankan bersama mobil yang digunakan," kata Condro di Semarang, Rabu (27/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain dua orang, turut diamankan satu unit mobil kendaraan dinas pemerintah Jateng. Saat ini penyidik masih menyelidiki mobil tersebut.
Polisi Tangkap Dua Orang Diduga Penyebar Kampanye HitamFoto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi
Condro menjelaskan penangkapan terhadap kedua orang itu berawal dari laporan masyarakat tentang adanya pesan singkat yang masuk ke ponsel mereka selama masa tenang pilkada. Pesan itu menyinggung salah satu pasangan calon.

Kemudian, laporan itu ditindaklanjuti dengan melakukan pengecekan ke Telkom. Dari penelusuran ini diketahui keberadaan kedua terduga pelaku.

Condro tak merinci bentuk kampanye hitam yang dilakukan kedua pelaku.

Meskipun satu mobil yang diduga merupakan mobil dinas pemerintah, Condro menyebut kedua terduga pelaku bukan merupakan aparat sipil negara (ASN).

Menurut Condro, dua orang yang diamankan ini berasal dari dua daerah berbeda. Satu orang berasal dari Klaten, dan satu orang lainnya merupakan warga Batang.

Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Kombes Pol Agus Triatmaja membenarkan penangkapan tersebut. Saat ini dua orang itu dalam proses perjalanan menuju kantor polisi.

"Dua orang, masih didalami," kata Agus kepada CNNIndonesia.com.
Pantau TPS

Condro bersama Pangdam IV Diponegoro Mayjen Wuryanto memantau sejumlah lokasi pemungutan suara Pilkada yang tergolong rawan.

Pantauan dilakukan sejak pukul 08.00 WIB diawali dengan mendatangi TPS Khusus yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Kedungpane Semarang.

Lapas tersebut dihuni 721 narapidana dan warga binaan yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Panitia Pemungutan Suara (PPS) Ngaliyan Semarang mendirikan 3 TPS di lokasi ini.

Di Lapas Kedungpane juga terdapat tujuh napi kasus terorisme. Namun hanya beberapa yang bisa menggunakan hak pilihnya karena sebagian dari mereka bukan warga Jawa Tengah.

"Ini kan TPS Khusus. Info awal napi teroris menolak memilih, tapi tadi dari pak Kalapas menyebut karena bukan warga Jateng dan ada yang divonis hukuman seumur hidup dan hukuman mati. Ada juga yang karena belum punya KTP elektronik," kata Condro.

Usai menyambangi Lapas Kedungpane Semarang, pantauan dilanjutkan ke Magelang dengan menggunakan Heli MI-2 milik TNI Angkatan Darat.
Di Magelang, Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro melihat TPS di Srumbung yang masuk kategori rawan bencana di daerah dimana TPS dan pemukiman warga sekitar masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) tingkat 3 karena berjarak 8 kilometer dari Gunung Merapi yang saat ini berstatus waspada.

Di Kabupaten Magelang ini, warga harus mencoblos dua surat suara yakni Gubernur-Wakil Gubernur Jateng dan Bupati-Wakil Bupati.

Pangdam IV Diponegoro Mayjen Wuryanto bersyukur karena kondisi alam dan cuaca pada hari ini seperti mendukung perhelatan pesta demokrasi di Jawa Tengah.

"Bersyukur Merapi nya sedang tenang meski status masih Waspada. Warga juga tidak ada yang mengungsi, jadi hampir secara keseluruhan warga antusias datang ke TPS untuk mencoblos", terang Pangdam IV Diponegoro Mayjen Wuryanto.
(ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER