Jakarta, CNN Indonesia -- Kejahatan jalanan seperti
jambret dan begal yang beberapa waktu belakangan terjadi di Ibu Kota Jakarta membuat
Polda Metro Jaya waspada. Meski tergolong tindakan kriminal yang umum, tetapi mereka enggan hal itu mengganggu perhelatan
Asian Games 2018.
"Ini (jambret) itu sebenarnya
street crime biasa kok. Ini adalah prioritas untuk saat ini. Jangan sampai persiapan-persiapan Asian Games terganggu," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (4/7).
Buat mengantisipasi dan menekan potensi kejahatan jalanan, Polda Metro Jaya menyatakan menggelar operasi antijambret selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sejumlah kasus yang terjadi, Argo mengatakan pelaku penjambretan terbagi atas sejumlah kelompok. Namun, polisi masih menyelidiki kelompok mana saja yang telah melakukan tindak pidana tersebut.
Mereka pun menyasar korban secara acak. Maka dari itu Argo mengimbau supaya masyarakat, terutama yang menggunakan sepeda motor, tidak menggunakan telepon seluler saat berada di jalan dan meletakkan tas di tempat aman.
"Untuk mengendarai motor tidak menggunakan HP, dan nanti malah memberikan kesempatan kepada orang untuk berbuat jahat ya. Kedua, jangan dicangklong ke belakang ya tasnya. Bagaimana tas itu disimpan, bisa di jok motor, kalau boncengan taruh tengah. Jadi bagaimana berupaya untuk memperkecil ruang gerak pelaku," katanya.
Pada Minggu (1/7) pekan lalu seorang perempuan penumpang ojek online berinisial W (37) meninggal usai dijambret di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Pusat. Saat itu W sedang menumpang ojek daring. Hingga kini polisi masih memburu pelaku.
Selain itu, sebelumnya juga telah terjadi peristiwa penjambretan yang menimpa Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarief Burhanudin.
Syarief dijambret pada 25 Juni saat sedang bersepeda seorang diri di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat. Polisi menembak mati pelaku yang berinsial FS karena dianggap melawan saat ditangkap di kawasan Jakarta Utara.
Kemudian insiden itu juga terjadi di Jakarta Barat. Kali ini korbannya adalah seorang perempuan berinisial CFS. Polisi juga menembak mati pelaku berinisial R yang tergabung dalam kelompok Tenda Oranye.
(ayp/gil)