Jakarta, CNN Indonesia -- Massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang tergabung dalam Aksi 67 tiba di Bareskrim Polri.
Massa bergerak berjalan kaki dari pintu Masjid Istiqlal depan Gedung Pertamina, menyusuri Jalan Medan Merdeka Timur.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, jumlah massa yang mencapai seribuan orang lebih itu menggunakan pakaian serba putih. Aksi tersebut membuat jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat ditutup untuk sementara. Tampak dua mobil barracuda dan satu buah mobil water cannon disiapkan mengamankan aksi.
Imbas penutupan jalan tersebut, beberapa pengendara terpaksa tertahan di Jalan Ridwan Rais yang akan mengarah ke Medan Merdeka Timur. Namun, aksi berjalan aman dan kondisi jalan yang lain relatif lancar.
Beberapa peserta aksi massa membawa bermacam-macam bendera. Mulai dari bendera bertuliskan Tauhid, bendera Palestina dan juga bendera dari berbagai organisasi Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diselingi pekikan takbir, peserta aksi yang hanya dijaga oleh sedikit personil polisi itu juga membawa beberapa spanduk yang mengecam beberapa tokoh dan pejabat yang mereka desak untuk segera diadili.
Beberapa nama yang mereka minta usut adalah Menteri Riset, Tekonologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir. Mereka mendesak agar Nasir segera dicopot karena dianggap berfikiran radikal.
Lewat spanduk dan poster, mereka juga meminta agar kepolisian mengusut tuntas kasus penodaan agama Islam yang dilakukan oleh Politisi NasDem, Viktor Laiskodat, Akademisi dari Universitas Indonesia Ade Armando, mantan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, dan Sukmawati Soekarnoputri.
Adapun tokoh-tokoh yang hadir dan berorasi lewat mobil komando adalah sejumlah pengurus PA 212 diantaranya, Novel Bamukmin, Slamet Maarif, Bernard, dan Eggi Sudjana. Usai melakukan aksi di Bareskrim, massa akan bergerak menuju Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) usai delegasi PA 212 yang berorasi itu diterima polisi.
(dal/gil)