Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan batal melaksanakan Salat Jumat berjamaah di Istiqlal hari ini. Anies akan melaksanakan Salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Berdasarkan jadwal kegiatan Anies yang dibagikan Humas Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (5/7), Anies dijadwalkan Salat Jumat di Istiqlal mulai 11.30 WIB.
Namun tiba-tiba Anies dijadwalkan untuk Salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selamat pagi, agenda Gubernur Salat Jumat di Masjid Istiqlal digeser ke Masjid Sunda Kelapa. Terima kasih," tulis Humas Pemprov DKI Jakarta kepada Wartawan Balai Kota, Jumat (6/7).
Jika melaksanakan Salat Jumat di Istiqlal, Anies akan berjamaah dengan rombongan peserta Aksi 67 yang diinisiasi Persaudaraan Alumni 212. Sebab Istiqlal dijadikan titik kumpul peserta Aksi 67 sebelum melakukan long march ke Gedung Kemendagri di Jalan Medan Merdeka Utara dan Bareskrim Polri di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jalan Medan Merdeka Timur.
Anies menyinggung pergantian jadwal itu saat berpidato di depan ratusan ulama dari lima benua. Namun ia tak menjelaskan secara spesifik terkait agenda tersebut.
"Allah maha mengatur, Allah maha merencanakan. Kita berencana Salat Jumat di sebuah masjid, tapi kita akan salat di sebuah masjid berbeda. Masjid Sunda Kelapa, masjid yang diberi nama sesuai nama asal kota ini. Di situ tempat Jakarta dimulai 491 tahun yang lalu," kata Anies usai menghadiri Pertemuan Ulama dan Dai Asia Tenggara, Eropa, dan Afrika di Jakarta, Jumat (6/7).
Namun menjelang Salat Jumat, Anies malah kembali mengubah agendanya dan batal Salat Jumat di Sunda Kelapa. Dia memilih menunaikan Salat Jumat di masjid yang berada di Hotel Grand Cempaka.
Salat Jumat dilakukan Anies di Hotel Grand Cempaka lantaran dia hadir dalam pertemuan Dai dan Ulama Internasional.
Sebelumnya, Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif mengonfirmasi pihaknya berencana menggelar aksi di depan kantor Kementerian Dalam Negeri dan Bareskrim Mabes Polri pada Jumat (6/7). Aksi dimulai dengan Salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal.
Dalam aksi itu, mereka akan menuntut Kemendagri mencabut mandat Mochamad Iriawan atau Iwan Bule sebagai Pj Gubernur Jawa Barat karena dinilai melanggar aturan.
PA 212 juga meminta kepolisian menuntaskan beberapa kasus dugaan ujaran kebencian yang mangkrak, seperti kasus Sukmawati Soekarnoputri, Viktor Laiskodat, dan Ade Armando.
Aksi ini diklaim bakal diikuti lima ribu orang dari gabungan Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pembela Islam (LPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama, serta Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat yang turun dalam aksi tersebut.
Di sisi lain, sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Front Penegak Keadilan Sosial (FPKS) sempat meminta Anies menyetop PA 212 menggelar aksi itu.
FPKS menyebut Anies memiliki kedekatan dengan PA 212. Sehingga bisa menyelamatkan citra ulama dengan berdiskusi bersama PA 212.
"Ketika Anies dalam satu kali 24 jam tidak mampu menghentikan gerakan besok, maka dengan jelas gerakan tersebut juga didukung oleh Gubernur Anies," kata orator Dullah di depan Balai Kota Jakarta, Kamis (5/7).
(osc/kid)