Jakarta, CNN Indonesia -- Jika ada yang paling diuntungkan dari demonstrasi dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 dalam
Aksi 67 hari ini, mereka adalah pemulung sampah. Usai demonstrasi di depan markas Bareskrim Polri, beberapa pemulung tak menyiakan kesempatan menyapu bersih sampah yang berserakan.
Karim (42) adalah salah satu pemulung yang mengais rezeki usai unjuk rasa itu. Warga Manggarai, Jakarta Selatan itu mulai beraksi setelah massa di depan Bareskrim membubarkan diri. Pria yang masih melajang itu berhasil mengumpulkan 20 kilogram sampah plastik dan kardus yang tersebar di trotoar dan jalan raya Medan Merdeka Timur.
"Mumpung ini kesempatan di tengah aksi, enggak boleh lengah," kata Karim, Jumat (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total sampah yang berhasil ia angkut, Karim memperkirakan dapat untung sekitar lebih dari Rp150 ribu. Di luar itu, Karim biasanya paling banyak membawa pulang Rp30 ribu dari hasil mengumpulkan sampah seberat 5 kilogram hingga 8 kilogram.
Jenis sampah yang menjadi incaran Karim adalah gelas plastik. Pasalnya harga per kilogramnya mencapai Rp8 ribu.
Harga itu jauh lebih tinggi dari botol plastik yang setiap kilogramnya hanya sekitar Rp4.500. Nilai lebih kecil didapat dari sampah kardus yang setiap kilogram hanya berharga Rp1.500 saja.
"Paling enak ada aksi seperti ini walaupun sekali-sekali saja," ujar Karim.
Karim bisa tahu ada unjuk rasa seperti di depan Bareskrim tadi lewat media massa.
Kegembiraan yang sama terpancar dari wajah Rian (53). Pemulung yang tinggal di kawasan Pasar Senen itu mengaku bakal mengejar demonstrasi di mana saja.
"Di mana pun ada demo pasti saya datang," tegas Rian.
Pendapatan Rian hari ini lebih moncer ketimbang Karim. Ia berhasil mengumpulkan sampah hingga 30 kilogram. Jumlah itu ia perkirakan bakal menyusut setelah disortir hingga 20 kilogram saja.
"Kalau dirupiahkan ada sekitar Rp200 ribu," ujar Rian.
Ketika di hari normal, Rian biasa mendapat sampah sekitar 10-15 kilogram saja dengan pendapatan sekitar Rp80-90 ribu.
(ayp/gil)