Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Jero Wacik mengatakan beberapa narapidana kasus korupsi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Sukamiskin, mengubah bentuk kloset dari model jongkok menjadi duduk.
Menurut Jero, pergantian tersebut dilakukan lantaran beberapa narapidana yang sudah lanjut usia tak kuat buang air besar menggunakan kloset jongkok.
"Standar ya kamar mandi, kemudian WC (
water closet), WC-nya tadinya ada yang jongkok, ya ada yang diganti dengan yang duduk. Karena ada yang pada sakit, enggak kuat jongkok," kata Jero usai sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jero merupakan narapidana kasus korupsi yang juga mendekam di Lapas Sukamiskin sejak dua tahun lalu. Namun, menurut Jero kloset duduk yang dipasang para narapidana itu bukan tergolong barang mewah yang terdapat di kamar mandi dalam sel masing-masing.
"Kalau WC duduk bukan mewah, biasa, itu kira-kira gitu," ujarnya.
Jero mengatakan kondisi Lapas Sukamiskin saat ini baik-baik saja selepas operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Kalapas Sukamiskin Wahid Husen dan narapidana kasus korupsi Fahmi Darmawansyah.
Menurut Jero, pihaknya turut bertemu dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami yang melakukan sidak kemarin.
Jero menolak bila saung yang berdiri di Lapas Sukamiskin disebut mewah, meskipun pihak Dirjen PAS bakal membongkar saung-saung tersebut.
"Kami yang di dalam baik-baik saja. Jadi kalau dibilang apa namanya saungnya mewah, enggak lah. Saudara yang sudah pernah ke sana gubuk-gubuk gitu kok," kata dia.
Mantan Menteri Kebudayan dan Pariwisata itu mengklaim tak pernah ditawari fasilitas untuk dipasang di dalam selnya.
Jero menyebut dirinya tak memiliki fasilitas seperti pendingin udara (AC), televisi, maupun kulkas di dalam sel.
"Enggak pernah ada ditawarin, enggak ada ditawarin apa-apa. Saya enggak punya saung. Ada kantin di situ, ada pecel saya makan itu," tuturnya.
Meskipun demikian, Jero mengaku pernah meminta izin untuk berobat di Bandung. Menurut dia, setelah selesai berobat dirinya langsung kembali ke Lapas Sukamiskin. Jero mengatakan tak mendapat izin lama-lama untuk berobat.
"Pernah saya periksa di Bandung, sakit, dapat izin pulang balik ya, pulang balik saya," ujarnya.
Jero mengklaim tak tahu menahu soal fasilitas mewah yang didapat Fahmi dan para narapidana lainnya. Menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku hanya fokus menjalani masa hukumannya selama berada di penjara khusus koruptor itu.
"Saya enggak tahu, saya menjadi tahanan biar saya selamat, biar saya sehat. Olahraga tiap hari senam, main pingpong, jalan kaki itu saja," kata dia.
KPK membongkar dugaan suap jual beli fasilitas dan izin luar biasa kepada narapidana kasus korupsi di Lapas Sukamiskin. Lembaga antirasuah itu menyebut pihak Lapas Sukamiskin memasang tarif Rp200 juta sampai Rp500 juta untuk fasilitas lebih di dalam penjara.
KPK lantas menetapkan Fahmi Darmawansyah, Wahid Husen, staf Lapas Sukamiskin Hendry Saputra dan Andri Rahmat salah satu narapidana kasus pidana umum, sebagai tersangka suap.
Fahmi diduga memberikan sejumlah uang dan dua unit mobil kepada Wahid lewat Hendry dan Andri. Pemberian tersebut dilakukan Fahmi agar mendapat sejumlah fasilitas di dalam sel dan kemudahan keluar masuk Lapas Sukamiskin.
(ugo)