Berpotensi Longsor, Kali Item Tak Dikeruk Meski Bau

Agustiyanti & Dias Saraswati | CNN Indonesia
Jumat, 27 Jul 2018 20:04 WIB
Pemprov DKI mengaku tak berani untuk mengeruk Kali Item demi mengurangi bau karena dinding penahan sisi sungai rapuh dan tak menggunakan turap.
Petugas mengerahkan total 11 mobil pompa air untuk mengurangi debit air dan bau di Kali Item, belum lama ini.(CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Teguh Hendrawan mengaku tak berani untuk mengeruk Kali Item demi mengurangi bau di sungai yang dekat dengan Wisma Atlet Asian Games tersebut.

Sebab, penahan sisi sungai masih menggunakan parapet atau dinding pelindung biasa, bukan sheet pile atau turap beton.

"Permasalahannya kita sudah menghitung kekuatan yang ada di Kali Sentiong, makanya kita mengeruk sedimen lumpur tidak berani melakukan, di Kali Sentiong karena di sana belum dipasang sheet pile, masih parapet," kata Teguh di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan uji kekuatan yang telah dilakukan, pengerukan di Kali Item bisa memicu longsor.

"[Pengerukan dengan] kedalaman satu meter saja lebih, longsor," ucapnya.

Karena itu, lanjut Teguh, pihaknya lebih memilih untuk menggunakan pompa untuk mengurangi bau. Sejak hari Selasa, sudah ada 27 pompa mobile dengan kapasitas 250 liter yang disiapkan.

Petugas membenahi waring yang menutup Kali Item depan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta (20/7).Petugas membenahi waring yang menutup Kali Item depan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta (20/7). (CNN Indonesia/Hesti Rika)
"Kami merekayasa jalan air di Kali Sentiong, karena kalau dilihat di lapangan Kali Sentiong ini bebannya sangat berat, dari hulu Ciliwung, Kali Baru Timur, masuk sampai Sentiong," kata Teguh.

Teguh menjelaskan rekayasa jalan air tersebut akan dilakukan dengan melakukan sistem buka tutup pintu air.

Aturannya, kata Teguh, ketinggian airnya tidak boleh lebih dari 160 cm. Jika melebihi justru akan membanjiri warga di sekitar Kemayoran.

"Diharapkan dengan dibuka pintu air mengurangi beban termasuk juga sedimen-sedimen lumpur yang mengalir ke sana," kata Teguh.

Sebelumnya, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan upaya untuk mengurangi bau di Kali Sentiong dan Kali Item di Kawasan Kemayoran, Jakarta.

Salah satu upayanya adalah dengan penggelontoran air ke Kali Sentiong dengan cara membuka pintu air Gang Kelor (PA Sentiong). Air itu berasal dari Bendung Katulampa di Bogor melalui Kali Baru Timur.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memantau jaring penutup Kali Item, di Kemayoran, Jakarta (21/7).Foto: CNNIndonesia/Hesti Rika Pratiwi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, memantau jaring penutup Kali Item, di Kemayoran, Jakarta (21/7).
Di samping itu, secara paralel juga dilakukan upaya mengalihkan aliran air Kali Item ke Kali Sunter dengan cara dipompa. Tujuannya, mengurangi debit air kotor yang masuk ke kali Sentiong.

"Sebelumnya uji coba skema ini telah dilakukan selama seminggu, mulai tanggal 5 hingga 11 April 2018 dan berdasarkan observasi telah memberikan hasil yang cukup baik dalam mengurangi bau kali," demikian rilis resmi dari KemenPUPR.

Upaya rekayasa aliran dengan skema serupa kembali dilakukan pada Rabu dan Kamis, 25-26 Juli. Itu dilakukan dengan menggunakan lima mobil pompa berkapasitas masing-masing 160 liter/detik dari BBWS Ciliwung-Cisadane dan enam mobil pompa berkapasitas 250 liter/detik dari Dinas PU DKI.

Total debit penggelontoran yang dialirkan menggunakan keseluruhan pompa saat ini adalah 1.540 liter/detik.

"Diharapkan upaya ini pun memberikan dampak yang berarti dalam pengurangan bau di Kali Sentiong dan Kali Item," menurut rilis itu.

(arh/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER