Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR
Fahri Hamzah menyebut pendana politik alias
bohir menjadi salah satu faktor penentu kelanjutan pembicaraan soal pasangan calon Presiden-calon Wakil Presiden untuk Pemilu 2019.
Tak terkecuali pada kasus koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat.
"Ya pasti. Enggak ada itu cerita kosong-kosong, makanya orang-orang kaya kita ini enggak ada cerita bisa ngotot-ngotot, sebab kita tahu ada cerita pembiayaan," kata dia, di kompleks parlemen, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, persoalan pembiayaan merupakan hal laten yang menentukan pengajuan capres-cawapres.
"Pilpres itu kalau enggak ada
bohir-nya, enggak ada tukang bayarnya, ya enggak jalan," ujar Fahri.
"Maka di antara yang paling berat dalam
deal-deal ini-itu, yang saya lihat adalah deal pembiayaan. Banyaklah dimensinya," lanjut dia.
 Politikus Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Rabu (13/6). ( CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Meskipun ada penggalangan dana dari masyarakat untuk Pemilu dan itu sah dalam UU, Fahri menilai pada praktiknya hal itu tidak berjalan efektif.
Menurutnya, warga sipil kelas menengah ke atas enggan menyokong dana untuk parpol atau capres-cawapres tertentu.
Fahri pun meyakini saat ini seluruh partai peserta Pemilu sedang gencar membahas pembiayaan politik dan pembagian kekuasaan.
"Saya kira semua partai sedang melakukan itu. Kalau
incumbent kan lebih enak karena yang berniat atau yang sudah dapat proyek dari
incumbent kan banyak," kata Fahri.
Terpisah, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo soal cawapres pendamping.
"Saya sebagai pemimpin Demokrat menyerahkan penuh pada pak Prabowo untuk mengambil keputusan. Yang penting rakyat memberikan dukungan yang kuat," kata SBY dalam jumpa pers usai bertemu dengan Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
(arh/gil)