Jakarta, CNN Indonesia -- Penjagaan ketat berlangsung di jalur perluasan
ganjil genap di persimpangan Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (2/7) siang. Sinar matahari yang cukup terik dan asap-asap kendaraan bermotor yang cukup pekat tak jarang menerpa wajah para polisi lalu lintas yang berjaga.
Tindakan tilang terhadap pelanggar
ganjil genap diberlakukan polisi yang bertugas sejak pukul 06.00-14.00 WIB. Tak sedikit perdebatan terjadi antara mereka dan pengemudi yang sedang ditilang tersebut.
Salah satu polisi lalu lintas yang enggan disebutkan namanya mengaku sering kali mendapatkan komentar tidak enak dari para pengendara yang ditilang. Ungkapan seperti 'sedang nyari duit kopi' pun sering terlontar dari mulut pengendara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang ada saja yang bilang pagi-pagi 'sudah nyari uang kopi saja pak'," ujarnya saat ditemui
CNNIndonesia.com di lokasi dia berjaga, Selasa (2/8).
Pria yang baru saja melakukan tilang terhadap pengendara itu pun mengaku sudah berjaga sejak pukul 06.00 WIB. Dengan sedikit bercanda dia mengatakan matanya hingga silinder demi memperhatikan plat nomor sejumlah kendaraan.
Selain mata yang suka perih saat memperhatikan plat nomor, tak jarang makian pun terlontar dari mulut-mulut pengendara.
"Mata silinder, bukan saya doang yang jadi silinder, banyak yang silinder. Dimaki orang juga," tuturnya dengan tertawa.
Dia pun mengaku seringkali merasa sungkan jika harus menilang para pejabat. Namun tindakan tilang tetap harus dilakukan.
Hal serupa juga dialami oleh Perwira Unit Satuan Pengatur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Budi Santoso. Budii harus berangkat dari rumahnya yang berada di kawasan Sentul, Bogor, sekitar pukul 04.00 WIB untuk dapat mencapai Tugu Pancoran pada pukul 05.30 WIB.
Sudah menjadi kewajiban untuk dapat tiba setengah jam lebih awal sebelum pemberlakuan ganjil genap dilakukan pada pukul 06.00 WIB. Mata yang lelah kadang dirasakan oleh Budi meskipun tidak sampai membuat matanya silinder.
Budi mengungkapkan, kesulitan dialaminya adalah faktor kelelahan. Misalnya menjelang siang, kelelahan berjaga dari pagi membuat kurang fokus. Pun begitu saat malah hari tiba, petugas harus fokus karena pengendara memanfaatkan momen minim penerangan.
"Kalau malam-malam yang terkadang disalahgunakan pengendara itu sore sampai malam itu, kan samar-samar gelap, tingkat kelelahan anggota kan itu dari pagi. Kalau mata saya ini plus bukan silinder," ujarnya saat ditemui
CNNIndonesia.com.
Rasa kesal pun tidak dihindari lagi ketika harus menerima caci maki dari pengendara. Padahal, Budi mengatakan dia melaksanakan tugas yang sudah menjadi kewajibannya.
 Polisi menindak pengendara yang melanggar aturan perluasan sistem ganjil genap. (CNN Indonesia/Hesti Rika). |
Berdiri di tengah teriknya matahari dengan memperhatikan secara cermat setiap kendaraan yang melintas juga bukanlah perkara mudah.
"Coba suruh berdiri satu jam. (Petugas) Nanti gantian satu istirahat, satu jaga, kan enggak mantau ganjil genap saja, tapi kelancaran arus lalin (lalu lintas) di sini juga," kata Budi.
Budi yang sudah tiga tahun belakangan ini menjadi polisi lalu lintas pun tak memungkiri banyak godaan pengendara yang ingin menyelesaikan tilang dengan cara 'damai'.
"Godaan itu tetap ada, 'tolong pak saya buru-buru pak'," tuturnya.
Namun Budi menyadari saat ini pihaknya tidak ingin membiarkan jalur damai itu masih terjadi. Dia hingga kini tidak ingin menanggapi permintaan para pengendara yang enggan ditilang saat melakukan kesalahan.
Pun demikian Budi tidak membantah ketika merasa tidak enak untuk menilang pejabat. Namun rasa tidak enak itu hanyalah perasaan normatif. Apalagi tidak semua pejabat menolak untuk ditilang. Terkadang dia pun menemui pejabat yang sadar akan aturan ketika ditilang.
"Rasa itu (tidak enak) secara normatif ada, tapi tidak semua penjabat seperti itu (tidak mau ditilang)," ucapnya.
Kepolisian sudah memberlakukan penilangan sejak hari pertama penerapan perluasan sistem ganjil genap pada Rabu (1/8). Di hari pertama itu polisi sudah menilang 1102 pengendara di seluruh kawasan perluasan ganjil genap.
Perluasan ganjil genap sengaja dilakukan untuk Asian Games 2018 supaya para atlet dapat mencapai venue pertandingan tanpa hambatan. Mereka pun ditargetkan dapat sampai ke venue pertandingan dari wisma atlet dalam waktu 30 menit.
(osc/sur)