Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial
Idrus Marham tak ingin berkomentar mengenai rekaman CCTV yang berisi bukti keterlibatannya dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-I.
Rekaman CCTV itu sendiri telah disita oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia berdalih ingin berfokus kepada target penurunan angka kemiskinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti aja, saya bicara kemiskinan, nanti aja itu ya," kata Idrus di Gedung Kementerian Sosial, Jumat (3/8).
Ia juga enggan memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai pemeriksaanya sebagai saksi oleh penyidik KPK. Ia pun langsung mengalihkan pembicaraannya.
"Jangan, nanti aja saya sudah jelaskan di sana [KPK] ya," kilahnya.
Sebelumnya, KPK menyebut bahwa mantan Sekretaris Jendral Partai Golkar itu terlibat dalam pembahasan proyek PLTU-1 Riau. Hal itu didasarkan rekaman CCTV yang disita dari rumah Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir, kantor pusat PLN, dan sejumlah lokasi lainnya.
Idrus pun pernah menjalani pemeriksaan sebagai saksi di KPK dua kali. Ia diperiksa sebagai saksi untuk Johannes Kotjo dan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih. Idrus diperiksa selama kurang lebih 11 jam.
Dalam kasus ini, KPK baru menetapkan Eni dan Kotjo sebagai tersangka. Eni diduga menerima uang Rp4,8 miliar secara bertahap dari Kotjo terkait kesepakatan kontrak kerja sama proyek PLTU Riau-I.
(arh/gil)