Tito Sebut Pelaku Teror Bom Filipina Bukan WNI

Bimo Wiwoho & wis | CNN Indonesia
Senin, 06 Agu 2018 02:48 WIB
Kapolri Tito Karnavian mengaku mendapat informasi bahwa pelaku ledakan bom di Filipina pada Selasa (31/7) bukan WNI, melainkan warga negara Maroko.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengaku mendapat informasi bahwa pelaku peledakkan bom di Filipina bukan Warga Negara Indonesia (WNI), melainkan warga negara Maroko.

Sorang WNI sebelumnya diduga terlibat dalam serangan bom mobil yang meledak di dekat pos keamanan militer, Lamitan, Basilan, Filipina Selatan.

"Informasinya adalah warga negara Maroko," ucap Tito di Monas, Jakarta, Minggu (5/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito mengatakan bahwa kabar tersebut belum sepenuhnya benar. Dia mengaku masih perlu mengkonfirmasi kepada sejumlah pihak terkait. Pasalnya, selain ada dugaan pelaku adalah warga negara Maroko, ada pula yang menyebut pelaku berasal dari Afrika Selatan.

Untuk itu, Tito menegaskan pihaknya akan terus menyelediki lebih lanjut. Terutama soal kemungkinan pelaku yang terlibat dalam aksi teror di Filipina adalah WNI.

"Kalau enggak salah pelakunya dari Afrika Selatan. Masih kita selidiki. Belum terkonfirmasi," ujar Tito.

Sebelumnya, terdapat kabar ada WNI yang diduga terlibat peledakan bom mobil di dekat pos militer yang berlokasi di Lamitan, Basilan, Filipina Selatan pada Selasa (31/7). Insiden tersebut juga diduga didalangi oleh kelompok yang terafiliasi dengan ISIS.

Hingga kini belum diketahui pasti apakah benar WNI terlibat dalam aksi teror tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan koordinasi dengan pihak otoritas di Filipina untuk mengetahui kebenaran kabar tersebut.

"BNPT lagi koordinasi dengan otoritas di sana. Ini sedang didalami," kata Wakapolri Komjen Syafruddin , Jumat (3/8).

Kementerian Luar Negeri pun masih berupaya mencari tahu kepastian dugaan keterlibatan WNI dalam aksi teror di Filipina.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengaku Konsulat Jenderal RI di Davao City telah meminta konfirmasi kepada pemerintah setempat. Namun, hingga kini belum ada kepastian. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER