Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra menilai Presiden Joko Widodo masih berada di posisi yang belum aman untuk mendapatkan kemenangan di pemilihan presiden 2019 mendatang. Gerindra menduga situasi tersebut menjadi penyebab Jokowi belum juga mengumumkan cawapres yang pendampingnya.
"Posisi Pak Jokowi belum di posisi aman sehingga ini yang jadi partai-partai pendukung Pak Jokowi belum berani mengumumkan cawapres. Berbanding terbalik dengan SBY pada periode yang lalu yang umumkan cawapres satu bulan sebelum penutupan pendaftaran," ujar Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiade di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, (5/8).
Berdasarkan survei Roda Tiga Konsultan yang dilakukan pada 23 Juli sampai 1 Agustus 2018 terhadap 1610 responden, tingkat keterpilihan Jokowi sebesar 42,5 persen dan dan Prabowo mendapat 21,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elektabilitas itu didapatkan berdasarkan pertanyaan:
jika Pilpres dilakukan hari ini siapa tokoh yang akan dipilih.Jokowi juga unggul dalam hal popularitas. Survei Roda Tiga Konsultan mencatat Jokowi dikenal oleh 95,2 persen responden dan disukai oleh 75,3 persen responden. Sementara Prabowo dikenal oleh 88,1 persen responden dan disukai oleh 65,1 persen responden.
Sedangkan untuk
head to head elektabilitas, Jokowi unggul dengan elektabilitas 51,6 persen dan Prabowo 30,8 persen.
Meskipun masih di atas Prabowo, Andre mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan kenaikan pemilih pada Prabowo dan stagnasi di kubu Jokowi.
Survei Roda Tiga Konsultan juga mencatat ada 42,7 responden setuju dengan gerakan ganti presiden 2019 dan 43,4 persen tidak setuju. Perbandingan yang terlihat tipis itu pun disebut Andre sebagai salah satu kepanikan Jokowi.
Keadaan ekonomi memburuk dan susahnya lapangan pekerjaan juga menjadi salah satu isu lemahnya pemerintahan Jokowi.
Andre mencontohkan salah satu contoh kepanikan kekuasaan Jokowi adalah saat Neno Warisman diadang di Batam ketika hendak menghadiri deklarasi gerakan #2019GantiPresiden.
Pada Sabtu (28/7), Neno Warisman dan rombongannya tak bisa keluar dari Bandara Hang Nadim karena diadang massa yang menolak deklarasi #2019GantiPresiden.
Neno yang mendarat di Batam sekitar pukul 17.00 WIB terpaksa bertahan di Bandara karena massa terus mengadangnya hingga lepas tengah malam.
"Tragedi Neno Warisman, ditahan di objek vital ini menunjukkan bahwa ada kesan kepanikan dari rezim. Pas acaranya besoknya bagaimana acara itu dibubarkan secara sepihak oleh kepolisian," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Media DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan semua ketua umum enam partai koalisi sudah sepakat untuk menyerahkan cawapres kepada Jokowi. Artinya, Jokowi bebas untuk memilih siapapun yang jadi pendampingnya di pilpres tersebut.
Dia pun mengomentari kebiasaan kubu Prabowo yang belum menentukan capres dan cawapres tetapi justru sibuk mengomentari kubu Jokowi.
"Semua ketua umum sudah sepakat menyerahkan pada Jokowi. Tetangga saja belum tahu capresnya siapa, cawapresnya siapa tapi kok ribut terus," ucapnya saat diskusi.
(wis)