Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencatat sebanyak 13.037 Warga Negara Asing (WNA) dari berbagai negara tengah berada di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat gempa berkekuatan 7 SR mengguncang semalam.
WNA tersebut berasal dari 74 negara dengan pelancong terbanyak berasal dari Perancis 448 orang, Australia 406 orang, Britania Raya 376 orang, Jerman 326 orang, dan Belanda 298 orang
"Data tersebut berdasarkan data perlintasan WNA yang masuk melalui Bandar Udara Internasional Lombok periode Januari-Juli 2018," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Agung Sampurno kepada
CNNIndonesia.com, Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung mengatakan sebagian dari total WNA itu sudah berhasil terbang meninggalkan Lombok. Sampai saat ini, kata dia, pihaknya masih terus mendata jumlah WNA yang masih tertahan di bandara maupun tempat wisata di Lombok.
"Sebagian sudah ada yang bisa diterbangkan. Data WNA di bandara masih dilakukan pendataan bersama di posko," ujarnya.
Menurut Agung, selain menggunakan visa kunjungan, beberapa WNA memegang kartu Izin Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap, dan Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim). Dari total WNA itu, paling banyak adalah laki-laki sejumlah 1.030, yang sebagian besar pengguna visa kunjungan.
Agung mengatakan sesuai dengan kebijakan keimigrasian yang diatur dalam penanggulangan keadaan darurat di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), orang asing yang
overstay lantaran terjadi bencana alam tak akan dikenakan biaya denda $25/hari dan dapat langsung diberangkatkan ke negara asal.
"Bagi orang asing yang kehilangam dokumen perjalanan dapat meminta
emergency document dari kedutaannya masing-masing tanpa perlu membuat laporan kehilangan dari Polisi dan Surat Pengantar dari Kantor Imigrasi," kata dia.
Menurut Agung, saat ini Kantor Imigrasi Mataram telah membuat Posko Bersama di Bandara Internasional Lombok. Mereka akan mendata dan membantu proses kepulangan WNA ke negara asal.
Selain itu, kata Agung, beberapa kedutaan besar seperti Australia, Perancis, Singapura, dan Spanyol telah menempatkan petugas konsuler untuk mendata warga negaranya yang membutuhkan bantuan.
Kantor Imigrasi Mataram pun tetap membuka pelayanan keimigrasian baik kepada WNI dan WNA.
Menurut Agung, terdapat seorang WNA China yang datang melaporkan kehilangan dokumen perjalanan dan telah dikoordinasikan dengan pihak kedutaannya untuk diterbitkan
emergency passport.
"Kondisi Bandara Lombok sangat padat dan ramai oleh para WNA yang ingin keluar dan kembali ke negara asalnya, demikian juga halnya penumpang domestik yang ingin keluar dari Lombok," ujarnya.
(osc/sur)