Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi berkekuatan 7,0 skala richter mengguncang wilayah kepulauan Lombok, Sumbawa, hingga Bali pada Minggu (5/8).
Gempa yang terjadi sekitar pukul 19.46 WITA itu bertepat dengan masa ketika umat Islam sedang menunaikan salat Isya. Oleh sebab itu, viral di media sosial rekaman video pengawas (CCTV) yang terpasang di sejumlah masjid baik di Bali hingga Lombok yang menunjukkan situasi jemaah ketika gempa terjadi.
Kepada
CNNIndonesia.com, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Zainut Tauhid menyatakan seorang muslim yang telah memulai salat haram hukumnya memutuskan berhenti kecuali ada hal darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya, ketika seorang muslim telah mulai shalat dengan takbiratul ihram, dia tidak boleh atau haram hukumnya membatalkannya kecuali karena uzur," tulis Zainut lewat aplikasi pesan yang diterima, Senin (6/8).
Lebih lanjut, Zainut mengatakan ada tiga hal yang membuat seorang muslim boleh membatalkan salat.
"Kekhawatiran terhadap keselamatan diri sendiri, misalnya karena ada serangan manusia atau binatang atau karena gempa, atau bencana lainnya," ujarnya menuturkan alasan pertama muslim boleh meninggalkan salat.
Kemudian, ada kekhawatiran atas keselamatan harta. Contohnya, ketika ada orang yang hendak mencuri barang milik pribadi ketika sedang melaksanakan salat.
"Dan, terakhir, menyelamatkan orang lain yang butuh pertolongan segera. Misalnya, seorang dokter diminta untuk melakukan tindakan darurat terhadap pasien," katanya.
Selain itu, sambungnya, ada pula kondisi lain yang membuat seorang muslim dianjurkan membatalkan salat.
"Misalnya karena keinginan untuk buang angin. Untuk yang terakhir batal shalatnya karena berhadas," tuturnya.
Salah satu yang viral mengenai kondisi jemaah di masjid saat terjadi gempa adalah di musala As-Syuhada, Bali. Kala itu, imam tetap memimpin salat seraya berpegangan pada dinding agar tak terjatuh karena goyangan gempa. Sementara itu, di belakangnya ada makmum yang sudah membatalkan salat untuk menyelamatkan diri.
Kondisi itu pun mengundang komentar dari salah seorang dai ternama Indonesia, Yusuf Mansur. Lewat akun Instagram miliknya, ustaz yang juga menjalankan bisnis investasi itu memberikan pandangannya atas peristiwa tersebut.
[Gambas:Instagram]
Sementara itu, terkait situasi terkini di Lombok, - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, mulai dilakukan evakuasi menggunakan alat berat terhadap para korban tertimpa bangunan Masjid Jabal Nur di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
"Alat berat sudah didatangkan untuk mengevakuasi para korban jamaah salat Isya yang tertimpa bangunan masjid roboh di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara," ujar Sutopo dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8).
Sebelumnya ia mengatakan evakuasi korban tertimpa atap masjid yang roboh saat sedang sholat ini terkendala karena tidak ada alat berat. Meski demikian evakuasi tetap dilakukan secara manual meski beton bangunan masjid terlalu tebal.
Dirinya belum dapat mengonfirmasi jumlah korban yang tertimpa atap masjid pascagempa di kawasan itu.
"Saya belum tahu berapa orang. Informasi yang diperoleh dari masyarakat ada dua hingga tiga shaf jamaah yang sedang melaksanakan sholat Isya saat gempa terjadi," ujar Sutopo.
Dari data terkini yang dilaporkan per pukul 17.00 WIB, Sutopo menginformasikan jumlah korban tewas akibat gempa bertambah menjadi 98 orang sedangkan untuk korban luka-luka bertambah menjadi 236 orang.
[Gambas:Video CNN] (sur)