Jakarta, CNN Indonesia -- Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Maruf Amin enggan menanggapi munculnya nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat sebagai cawapres Jokowi.
Ia hanya menyebut kalimat penutup pertemuan sebelum salam perpisahan untuk merespons pertanyaan wartawan atas nama Mahfud tersebut.
"
Wabillahi taufiq wal hidayah," kata Maruf singkat saat ditemui di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalimat tersebut bila diterjemahkan bebas ke dalam Bahasa Indonesia berarti Allah SWT adalah yang maha memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun tak memberikan maksud selanjutnya dari pelontaran jawaban tersebut.
Saat ditanya lebih lanjut terkait dukungan pada calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2019, Ma'ruf menjawab, "Saya ikut PBNU saja lah."
Sebelum pertemuan di Kantor PBNU malam ini, Ma'ruf diketahui sempat dua kali bertemu Jokowi hari ini. Pertama saat ia bersama Jokowi hadir dalam peremsian pembukaan pendidikan kader ulama MUI di Kabupaten Bogor.
Selanjutnya, pada siang harinya , pertemuan diam-diam dilakukan Ma'ruf dengan Jokowi di Istana Kepresidenan. Ma'ruf datang melewati pintu yang tak biasa dilewati tamu presiden di istana demi menghindari wartawan.
Sebelumnya, Ketua PBNU Robikin Emhas menyatakan warga nahdliyin--sebutan untuk anggota NU--tak memiliki tanggung jawab moral memenangkan Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019 bila calon wakil presiden yang dipilih bukan berasal dari kalangan NU.
"Kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskannya. Itu pesannya," kata Robikin usai pertemuan sejumlah Kyai NU di kantor PBNU, Jakarta, pada Rabu (8/8).
(kid/sur)