Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang telah mengguncang
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (9/8) pukul 12.25 WIB, adalah gempa susulan yang berkekuatan 5,9 SR, bukan 6,2 SR.
"Dari hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa informasi awal gempa bumi ini berkekuatan 6,2 SR, yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,9 SR," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui rilisnya, Kamis (9/8).
Pusat gempa terjadi pada koordinat 8,49 LS dan 116,19 BT, yang lebih tepatnya pada jarak 13 km timur laut Kota Mataram pada kedalaman 16 km. Gempa terjadi akibat dari pergeseran Sesar Naik Flores yang dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naikk (thrust fault).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengingat episenternya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 5 Agustus kemarin , maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi susulan (aftershock)," kata Rahmat.
BMKG juga menyatakan dampak gempa bumi dan laporan dari masyarakat bahwa guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, Klungkung, dan Denpasar, Bali.
"BMKG menyatakan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.
Dari hasil pantauan BMKG hingga pukul 13.05 WIB, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 362 kali, diantaranya 18 gempa bumi dirasakan. BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
(arh/gil)