Gili Trawangan Menjelma 'Pulau Mati' Usai Dilanda Gempa

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Kamis, 09 Agu 2018 08:04 WIB
Bulan Agustus yang dikenal sebagai puncak masa liburan turis di Gili Trawangan kini tak tampak setelah gempa 7,0 SR yang terjadi akhir pekan lalu.
Kerusakan dan reruntuhan yang tersisa di Gili Trawangan dan belum dibersihkan pascagempa 7,0 SR. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Gili Trawangan, Lombok, CNN Indonesia -- Keramaian dan hiruk pikuk wisatawan menjadi pemandangan sehari-hari Gili Trawangan sebagai salah satu destinasi populer di Nusa Tenggara Barat.

Namun, pascagempa 7,0 SR akhir pekan lalu, keramaian turis di pulau yang daya tariknya populer hingga mancanegara tersebut menjadi sirna.

Sejumlah toko, restoran, penginapan, dan rumah banyak yang rusak berat, sementara warga dan pelancong sudah seluruhnya meninggalkan pulau. Sebanyak 8.381 wisatawan baik domestik maupun asing telah dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kini Gili Trawangan pun menjadi sepi menyisakan sebagian kecil warga dan penjaga. Dan itu terjadi pada bulan Agustus yang dikenal sebagai musim liburan.

Gedo, salah satu warga Lombok yang kerap memandu turis ke Gili Trawangan mengatakan pada puncak musim liburan, berjalan kaki saja bisa macet karena padatnya orang di pulau tersebut.

Setelah hampir seluruh turis dievakuasi, kini Gili Trawangan berubah seolah menjadi pulau mati.

Sepeda yang biasa disewakan bagi para turis dibiarkan tergeletak begitu saja di jalan-jalan. Puing-puing bangunan yang ambruk akibat gempa pun masih berserakan tak karuan.

Mick, warga negara Australia, tak ikut evakuasi ke pulau utama. Saat ditemui CNNIndonesia.com, pria berusia 30 itu tengah membersihkan puing-puing reruntuhan dari sebuah halaman bar. Ternyata, ia adalah pekerja di bar yang jaraknya hanya sepelemparan batu ke pantai.

Kerusakan di sana-sini, dan sejumlah gempa susulan tak membuat Mick terpikir meninggalkan pulau.

"Yah waktu itu banyak yang lari ke pantai dan keluar pulau, tapi menurut saya sama saja" ucapnya.

Pascagempa, Pariwisata Gili Trawangan Seolah Mulai dari NolSeorang warga menggunakan sepeda melewati sebuah apotek yang ditinggalkan di Gili Trawangan pascagempa 7,0 SR, 7 Agustus 2018. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Hal serupa diungkapkan warga asing lain bernama Vitali (38). Warga berkebangsaan Rusia ini adalah pemilik Buddha Dive, sebuah resor yang menawarkan penginapan dan penyewaan perlengkapan menyelam dan snorkeling.

Vitali merasa orang-orang hanya panik saja ketika memutuskan segera pergi dari pulau. Dia pun menilai lebih baik tetap bertahan di pulau sembari memperbaiki propertinya ketimbang pergi ke tempat lain yang potensi bahayanya tak berbeda.

"Mereka panik karena gempa dan peringatan tsunami itu. Padahal, itu tidak ada," ujarnya.

Peringatan tsunami memang sempat diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ketika gempa berskala 7,0 skala richter terjadi Minggu (5/8) malam. Peringatan itu hanya berlangsung beberapa saat saja, namun warga pulau Lombok dan sekitarnya terlanjur panik.

Mereka yang berada di Gili Trawangan ketika gempa terjadi pun berhamburan lari ke bukit. Setelahnya, saat proses evakuasi mulai dilakukan mereka pun tumplek ke pantai berebut ingin didahulukan menyeberang ke pulau utama.

Pemerintah daerah NTB belum bisa menaksir berapa kerugian di Gili Trawangan. Namun secara keseluruhan, pemerintah menaksir kerugian materiil akibat gempa di Lombok ini mencapai Rp1 triliun.

Namun, melihat upaya segelintir warga di Gili Trawangan yang sedikit demi sedikit mulai bangkit dari bencana ini menunjukkan ada optimisme untuk segera mengembalikan Gili Trawangan kembali jadi primadona Lombok.

"Kita mulai dari nol lagi, Mas," celoteh seorang warga lokal sembari tersenyum.



Tonton juga video: Menjamah 'Pulau Mati' Gili Trawangan
[Gambas:Video CNN] (kid/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER