Jakarta, CNN Indonesia -- Penyaluran bantuan untuk pengungsi korban gempa di
Lombok belum merata. Banyak warga belum mendapatkan bantuan yang cukup, terutama yang tinggal di daerah perbukitan Lombok Utara dan Lombok Barat yang tak terakses kendaraan roda empat.
Zulhaidi (25), warga yang tinggal di perbukitan Dusun Apit Aiq, Desa Gelangsar, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Utara, NTB, mengatakan stok makanan dan minuman di wilayahnya kian menipis.
"Makannya pakai sayur daun ubi saja tiga hari ini," kata Zulhaidi di kampungnya, Rabu (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan
CNNIndonesia.com, banyak warga mengungsi ke tenda darurat berupa bangunan terbuka beratapkan seng dan beralaskan tikar. Meskipun, kerusakan bangunan di daerah itu tergolong ringan.
Beberapa warga mengaku masih takut dengan ancaman gempa. Bahkan, ada yang tidak ganti baju karena takut untuk masuk ke rumah sejak Minggu (5/8).
Warga mengatakan saat ini mereka membutuhkan segera tenda dan alas tidur untuk melindungi 10 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di dusun berbukit itu.
 Tenda darurat warga Lombok Barat, NTB. ( CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Sudah minta terpal ke Pak RT dan Pak Kadus tapi enggak ada katanya," ujar Suryani (45), ibu rumah tangga di Apit Aiq.
Di Desa Penimbung, Lombok Barat, NTB, persediaan makanan dan minuman warga kian menipis. Alhasil, warga berusaha mencegat mobil-mobil yang lewat di sepanjang jalan dekat rumah mereka sambil berharap kebaikan orang-orang.
Caang (35), warga Desa Penimbung, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, berkata ada 800 KK di dusunnya yang tinggal di tenda darurat. Ia menyebut warga cukup kelaparan dan kedinginan setiap malam.
"Kita ini paling butuh sekali makanan dan tenda. Kita kaya tidak tersentuh bantuan. Baru tadi kami dapat pembagian makanan hanya empat bungkus mi instan untuk 14 orang," keluh dia.
Nasib yang sama menerpa warga di perbukitan antara Dusun Kecinan dan Mentigi, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Dari pantauan CNNIndonesia.com, tenda darurat dihuni sekitar 1.000 orang tersebar di atas bukit. Kompleks pengungsian itu tak terlihat oleh kendaraan yang melintas.
Guna mendapatkan bantuan, mereka pun turun ke Jalan Raya Senggigi, NTB, untuk menarik perhatian pengendara.
 Pengungsi mengambil sembako dan air dari sumur di dusun mereka yang sudah hancur akibat gempa. ( CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Jangan semuanya ke Lombok Utara saja, kami juga butuh bantuan," protes sejumlah warga Kecinan ke mobil-mobil bantuan yang melewati mereka.
Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengaku masih terus mendata jumlah dan lokasi pengungsi. Ia mengaku penanganan pengungsi belum maksimal. Dapur umum, misalnya, masih ada empat unit.
"Kami akui belum tercover 100 persen," ujar Willem di Lombok Utara, Selasa (7/8) kemarin.
Willem juga menambahkan sebelumnya bahwa Lombok Utara memang menjadi prioritas tanggap bencana lantaran dampak yang terjadi di sana paling parah ketimbang kabupaten lain di Nusa Tenggara Barat (NTB).
(arh/gil)