BNPB: Gempa Lombok 7 SR Menelan Korban 259 Jiwa

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Jumat, 10 Agu 2018 01:38 WIB
BNPB menyatakan jumlah warga meninggal dunia akibat gempa 7 SR pada Minggu (5/8) mencapai 259 orang. Data ini dihimpun per pukul 17.00 WIB, Kamis (9/8).
Sembilan puluh lima persen rumah warga hancur akibat gempa di Desa wadon, Lombok Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyebut Dusun Wadon sebagai satu dari tiga dusun yang masih terisolasi di Lombok Barat akibat gempa 7 skala richter ini. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah warga yang meninggal dunia akibat gempa 7 skala richter pada Minggu (5/8) mencapai 259 orang. Data ini dihimpun oleh BNPB per pukul 17.00 WIB pada hari ini.

Korban tewas terbanyak ditemukan di wilayah Lombok Utara sebesar 212 orang. Berikutnya adalah Lombok Barat 26 orang, Kota Mataram 6 orang, Lombok Timur 11 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menekankan jumlah korban meninggal kemungkinan bakal terus bertambah. Proses pencarian ini termasuk di Masjid Jabbal Nur di Dusun Lading-Lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
"Tim SAR masih menemukan korban di reruntuhan dan masih diidentifikasi," kata Sutopo, Kamis (9/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutopo juga menjelaskan saat ini jumlah korban luka-luka akibat gempa ini mencapai 1.033 orang. Sementara warga yang mengungsi saat ini berjumlah 270.168 orang.

Data mengenai jumlah pengungsi ini diprediksi akan bertambah lantaran pendataan belum maksimal. Pengungsi pada umumnya masih membutuhkan segera bantuan beras, makanan siap saji, air bersih, tenda, dan tikar. Sutopo pun mengakui penyaluran bantuan belum merata karena kondisi akses yang sulit ditembus.
"Mereka yang berada di daerah-daerah yang aksesnya sulit memang masih minim bantuan. Ada yang di bukit, di desa-desa yang jalannya rusak dan lainnya. Bantuan masih disalurkan," ujar Sutopo kepada CNNIndonesia.com.

Lalu mengenai data korban gempa yang berbeda-beda, Sutopo berpesan bahwa pihak yang berwenang melempar data ke publik hanya BNPB. Pemberitahuan informasi yang agak telat dari BNPB disebabkan oleh proses verifikasi.

"Penyampaian data mengenai bencana bukan soal cepat-cepatan, tetapi adalah kehati-hatian untuk menjamin data tersebut benar," pungkasnya. (age/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER