Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Nusa Tenggara Barat
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menunjukkan kekecewaannya terhadap sejumlah pihak yang mempolitisasi musibah gempa di Lombok dengan pilihan politiknya pada
pilpres 2019.
"Menurut saya, cara pandang itu menunjukkan kecacatan dalam keimanan karena semua takdir baik atau buruk ketetapan Allah. Jadi repot juga kalau mengukur suatu musibah tanda Allah marah," kata TGB di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (10/8).
Hal ini disampaikan menyikapi reaksi netizen di media sosial, bahwa gempa yang melanda Lombok pekan lalu merupakan bentuk kemarahan Allah karena TGB mendukung Presiden Jokowi dalam pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TGB sebelumnya merupakan kader Partai Demokrat. Tetapi, ia mendukung Jokowi dua periode demi melanjutkan kinerja di Indonesia terutama kawasan timur. Ia pun mengundurkan diri dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia mengatakan setiap fenomena alam memiliki penjelasan ilmiah serta penjelasan keimanan yang menjadi takdir Allah. Sehingga, kejadian gempa dianggap menjadi pelajaran bagi semua orang agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Gempa itu kemanusiaan, tidak usah dipolitisasi. Jadi pelajaran, perbanyak bersyukur, memperbanyak sabar, dan semakin dekat dengan Allah," tutur Alumnus Al-Azhar Mesir.
TGB menceritakan soal anaknya yang turut menjadi korban gempa susulan beberapa hari lalu. Anak perempuannya terluka di bagian muka, tangan, hingga kaki.
"Memang itu cerminan dari masifnya bencana di Lombok. Tidak ada imun dari dampak.
Doain ya," ucapnya.
(pmg/sur)