Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon Presiden RI
Prabowo Subianto sempat merangkul 'putra mahkota' Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kala mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Jumat (10/8). Tangan Prabowo merangkul AHY bersama calon wakil presidennya, Sandiaga Uno, kala foto bersama di kantor penyelenggara pemilu tersebut.
Bahkan, ajakan Prabowo agar AHY turut berfoto bersama dirinya dan Sandi dilakukan dua kali, yakni setelah menyerahkan berkas persyaratan kepada Ketua KPU Arief Budiman dan setelah memberikan keterangan pers usai pemeriksaan kelengkapan berkas persyaratan pencalonan untuk
Pilpres 2019.
Ajakan Prabowo disambut AHY dengan senyuman. Rangkulan Prabowo itu pun menjadi sorotan para wartawan peliput. Pasalnya, dua hari terakhir mencuat polemik hubungan Gerindra--dalam hal ini Prabowo--dengan Partai Demokrat yang dipimpin Susio Bambang Yudhoyono (SBY). AHY dan Sandiaga dinilai sebagai alasan mencuatnya polemik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga disebut politikus Partai Demokrat Andi Arief memberikan uang senilai Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN guna melenggangkan langkahnya mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2019. Bahkan, Andi menyebut Prabowo dengan istilah 'jenderal kardus', karena lebih menghargai uang dari pada komunikasi politik yang telah dibangun beberapa waktu sebelumnya.
Gerindra, PAN, dan PKS membantah hal itu. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyerang balik dengan menyebut SBY sebagai jenderal yang mudah terbawa perasaan alias baper.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ikut mengantar Prabowo dan Sandiaga Uno mendaftar untuk Pilpres 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. (CNNIndonesia/Safir Makki) |
Pada Kamis (9/8) pagi, Prabowo sempat menyambangi kediaman SBY untuk mengajaknya masuk dalam koalisi bersama PAN dan PKS. Namun, upaya itu gagal. Prabowo pulang tanpa diantar SBY keluar rumah.
Setelah itu, Prabowo terus menjalin komunikasi dengan PAN dan PKS. Namun hingga malam hari, belum ada pernyataan dari mantan Danjen Kopassus itu mengenai pendampingnya untuk Pilpres 2019. Padahal di sisi lain, Joko Widodo (Jokowi) mantap menggandeng Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amien untuk memenangkan kontestasi politik tahun depan.
Prabowo dan SBY kembali bertemu pada pada Kamis (9/8) malam. Namun, lagi-lagi, pertemuan tak membuahkan kesepakatan bersama.
Sekitar tengah malam, akhirnya koalisi PKS, PAN dan Gerindra menemui kesepakatan. Prabowo pun mendeklarasikan dirinya akan berdampingan dengan Sandiaga.
Dan, pada Jumat (10/8), sebelum berangkat ke KPU untuk mendaftar bersama Sandiaga, Prabowo didatangi Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan. Sementara itu, di rumah SBY berlangsung pertemuan majelis tinggi partai tersebut.
Hasilnya, Demokrat pun mengusung Prabowo-Sandiaga untuk Pilpres 2019. Namun, SBY tidak ikut ke KPU mengantarkan Prabowo-Sandiaga mendaftarkan diri sebagaimana para ketua umum partai-partai lain yang mendukungnya.
Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) saat menandatangi pernyataan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) sebagai calon presiden yang didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019, 10 Agustus 2018. (Dok. Demokrat) |
Wakil ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan kehadiran SBY telah diwakili oleh kedua putranya, yakni AHY dan Ibas Edhie Baskoro Yudhoyono yang juga menjabat ketua fraksi Partai Demokrat serta sejumlah pengurus partai.
"Kan sudah diwakili oleh beberapa pengurus, ada sekjen hinca, Mas AHY, saya. Beliau sudah meneken dan dibawa oleh mas AHY," ujarnya.
Di sisi lain, Hinca membungkus alasan AHY yang juga Komandan Komando Satuan Tugas Partai Demokrat untuk mengantar Prabowo-Sandiaga lewat selorohan.
"Ya supaya wajah KPU jadi keren karena mas AHY datang. Kan bagus toh, foto-fotonya saja bagus. Enggak ada alasan lain kok," seloroh Hinca di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8).
Lagi pula, kata dia, sebagai komandan Kogasma, AHY memang kerap kali mendapat mandat untuk menggantikan tugas SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Misalnya, kata dia, saat pengambilan nomor urut partai peserta pemilu AHY lah yang dikirim.
"Ya kalau ingat, Mas AHY juga kan yang cabut nomot urut," kata dia.
Lebih lanjut Hinca mengatakan alasan partainya tak ikut deklarasi capres-cawapres pada Kamis malam karena belum melakukan rapat majelis tinggi Partai Demokrat. Rapat itu pun sedianya memang baru dilaksanakan pagi tadi.
"Ya cuma karena belum rapat majelis tinggi saja. Itu alasannya," kata Hinca.
Terkait struktur pemenangan kata dia, SBY pun akan terjun langsung dalam tim pemenangan.
"Iya beliau akan ikut terlibat langsung," ujar Hinca menjelaskan rencana Demokrat dalam struktur pemenangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.