Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menilai kasus Evie Effendi lebih parah dari kasus yang menjerat
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mereka bertekad tetap mempolisikan Evie meski sudah meminta maaf.
Wakil Sekretaris PWNU Jabar Hafidz Ismail menilai pernyataan Evie Effendi dalam ceramahnya yang menyebut Nabi Muhammad pernah sesat sudah keterlaluan. Bahkan dalam pandangannya, Evie sudah melebihi kasus-kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya.
"Kalau berkaca kasus Ahok, itu kan multitafsir, ada yg membenarkan dan tidak membenarkan, tapi tetap diproses hukum. Makanya kalau ini sudah melebihi kasus Ahok," kata Hafidz lewat telepon kepada
CNNIndonesia.com, Senin (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hafidz, menganggap sesat hingga menghina Rasul menyebabkan secara otomatis sang pelaku berstatus kafir. Sementara dalam kasus Evie, Hafidz melihat kesalahan yang terjadi tak perlu ditafsirkan lebih jauh karena kalimatnya sudah jelas.
"Makanya kita tetap tuntut walaupun sudah minta maaf," imbuh Hafidz.
Evie dipolisikan oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Barat atas nama Hasan Malawi ke Polda Jabar per tanggal 11 Agustus 2018. Evie dipermasalahkan atas dugaan pelanggaran UU ITE dengan nomor laporan: LPB/769/VIII/2018/JABAR.
Kabid Humas Polda Jabar Trunoyudo Wisnu membenarkan laporan tersebut. Truyonudo berujar laporan itu sudah masuk sejak Sabtu (11/8) lalu dan kini sedang dalam tahap pemeriksaan.
"Sekarang masih pemeriksaan laporan oleh krimsus," ucap Trunoyudo dalam telepon.
Ceramah Evie yang dipermasalahkan adalah ketika ia menyampaikan tafsiran terkait Surat Ad Dhuha ayat 7. Menurutnya Muhammad sebelum menjadi Nabi termasuk golongan sesat. Pada kesempatan yang sama ia menilai tradisi maulid nabi sebagai ajang peringatan kesesatan Muhammad.
Semenjak ceramahnya viral di dunia maya, Evie akhirnya meminta maaf. Namun beberapa pihak yang tak terima seperti PWNU Jabar melaporkan Evie ke polisi.
[Gambas:Instagram]Hafidz memandang kasus ini penting diperkarakan karena Evie tergolong dai yang sedang populer di kalangan anak muda dan mengandalkan akses internet untuk mendengar siraman rohani.
"Harusnya dai yang lagi digandrungi hati-hati lah sebelum menyampaikan gagasan atau ceramah, apalagi ini soal Al-Qur'an," pungkas Hafidz.
(dal)