Wiranto Sebut Kebiasaan Warga Membuka Lahan Memicu Kebakaran

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Rabu, 15 Agu 2018 02:52 WIB
Menko Polhukam Wiranto menyatakan kebiasaan membakar lahan harus mulai ditekan supaya tidak menyulitkan banyak pihak.
Ilustrasi kebakaran lahan gambut. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mencatat terdapat 1707 titik api (hotspot) di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan sepanjang Juli - 14 Agustus tahun 2018.

Ia mengklaim angka hotspot tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2017 lalu yang mencapai 2.567 hotspot.

"Pada 2017 lalu pada bulan yg sama, ada lebih dari 2567 hotspot, pengindraan satelit kita bisa melihat spot-spot panas kebakaran hutan gimana. Pada bulan yang sama pada 2018 berkurang tinggal 1707-an hotspot," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Panglima ABRI itu mengeluhkan sejak 2000 hingga saat ini Indonesia kerap kali menerima teguran dari negara Singapura dan Malaysia yang terkena dampak dari kabut asap itu.


Ia bahkan menyebut bahwa Indonesia kerap kali dijuluki sebagai negara 'gudang asap' oleh kedua negara tersebut.

"Bahwa indonesia ini [dijuluki] gudang asap. Karena hutan terbakar di musim kemarau. Namun dengan upaya yang ekstra keras, tahun demi tahun sudah kita memperbaiki sistem prosedur," ungkap dia.

Wiranto lantas mengatakan salah satu kendala mengatasi Karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan dikarenakan adanya kebiasaan masyarakat yang turun-temurun membakar ladang sebagai upaya membuka lahan untuk pertanian dan perkebunan.

Pembakaran hutan dan lahan itu biasanya dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga tanaman akan tumbuh subur pada musim penghujan.

"Di akhir musim kemarau itu dibakar, selesai itu musim hujan baru mereka tanam. Itu sudah turun temurun. Ini kearifan lokal yang luas semua provinsi punya kebiasaan seperti ini. Ini yang harus ditertibkan," kata dia.


Guna meminimalisir hal itu, Wiranto mengatakan pihaknya berencana untuk mengupayakan alih teknologi agar masyarakat tidak perlu membakar hutan dan lahan.

Salah satu mekanismenya yakni melalui penyediaan penggunaan alat-alat berat untuk memotong pepohonan ketimbang dengan cara dibakar

"Memang mahal, karena membutuhkan alat berat, bongkari bonggol kayu itu kan pakai alat berat, kalau terbakar kan terbakar habis. Tetapi memang pengawasan yang terpenting," kata dia.

Selain itu, Wiranto juga mengatakan bahwa terdapat peristiwa Karhutla dimana titik apinya berada dekat dengan penyelenggaraan Asian Games, terutama di dekat Stadion Jakabaring dan Wisma Atlet di Palembang.
Pemadaman kebakaran lahan gambut. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Melihat hal itu, ia berjanji pihaknya akan berupaya untuk memadamkan titik api yang bisa mengganggu perhelatan Asian Games 2018 yang akan digelar di Palembang lima hari mendatang atau pada 18 Agustus 2018.

"Bagaimana di sekitar lokasi pelaksanaan Asian Games tak terkena asap. Bayangkan kalau terkena asap, para atlet lebih dari 40 negara terganggu asap maka prestasi terganggu," kata dia.

Wiranto mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran kementerian dan lembaga serta TNI/Polri untuk bersama-sama menanggulangi masalah asap agar perhelatan Asian Games di Palembang tak terganggu.


"Panglima TNI, Kapolri turun tangan, semuanya turun tangan, maka dijamin pelaksanaan Asian Games di Jakabaring, Palembang akan aman dari asap," pungkasnya. (ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER