Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
Joko Widodo-Ma'ruf Amin diprediksi unggul atas pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jika
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 digelar hari ini.
Berdasarkan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf itu mencapai 52.2 persen.
Dalam survei yang digelar 12 Agustus-19 Agustus 2018 itu, Prabowo-Sandiaga hanya mendapatkan 29.5 persen. Sementara itu, 18,3 persen responden masih merahasiakan pilihannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Elektabilitas Jokowi-Maruf tekah mencapai '
Magic Number' 52.2 persen angka ini hampir menyamai perolehan suara Jokowi pada Pilpres 2014 lalu yaitu 53.15 persen ," kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam rilis terbaru di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta, Selasa (21/8).
Jumlah responden dalam survei tersebut 1.200 responden. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah proporsional dengan margin of error sebesar 2.9 persen yang dilaksanakan di 33 provinsi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner yang dilengkapi denhan penelitian kuakitatif dengan metode analisis media, FGD dan
in depth interview.
 Jokowi-Ma'ruf diklaim unggul di pemilih milenial. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Survei ini tak partisan dan dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA," kata Adjie.
Adjie juga mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf turut unggul di lima dari enam kantong-kantong suara penting dan menentukan dalam Pilpres 2019 mendatang.
Pertama, Adji mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul telak di kantong pemilih muslim dengan meraih 52.7 persen suara ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga sebesar 27.9 persen dan belum memilih sebesar 19 persen.
"Perbedaan kedua pasangan calon di kantong suara muslim mencapai dua digit," kata dia.
 Prabowo-Sandiaga unggul dikalangan terpelajar. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Selain itu, Jokowi-Ma'ruf turut unggul dalam segmentasi pemilih non-muslim dengan raihan 47.5 persen dan pasangan Prabowo-Sandiaga dengan raiha. 43.6 persen dan pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 8.9 persen.
"Jaraknya tipis, Ini cukup penting karena populasi 10 persen akan menentukan menang atau kalah. Kita belajar di pilpres 2014 lalu pak Jokowi unggul telak di minoritas," kata dia.
Selain itu, pasangan Jokowi-Ma'ruf turut unggul di kantong kalangan pemilih 'wong cilik' atau pemilih dengan pendapatan rumah tangga yang kurang dari Rp2 juta perbulan sebesar 54 7 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga hanya meraih 25.2 persen suara.
"Populasi ini terbesar karena pemilih pada segmen ini mencapai 58.5 persen," kata Adjie.
Tak hanya itu, pasangan Jokowi-Maruf turut unggul dikalangan suara 'emak-emak' atau pemilih perempuan sebesar 50.2 persen ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga sebesar 30 persen.
Ia mengatakan bahwa pidato yang dilontarkan Sandiaga Uno soal 'Partai Emak-emak' saat pendaftaran di KPU belum berpengaruh sugnifikan pada kalangan pemilih itu.
'Dikantong ini, pemilih Jokowi-Maruf unggul 2 digit," kata dia.
Pasangan Jokowi-Ma'ruf turut mengungguli pasangan Prabowo-Sandiaga di basis massa pemilih pemula atau 'Pemilih Millenial' dengan presentase 50.8 persen ketimbang Prabowo-Sandi hanya 31.8 persen.
"Pemilih ini jumlahnya signifikan untuk mendapatkan kemenangan di Pilpres 2019 karena jumlahnya mencapai 44.8 persen," kata dia.
Meski begitu, suara pasangan Prabowo-Sandiaga berhasil mengungguli pasangan Jokowi-Maruf pada segmentasi basis pemilih kaum terpelajar.
Prabowo-Sandiaga meraih kemenangan dengan presentase 44.5 persen ketimbang Jokowi-Maruf yang memperoleh 40.4 persen pada basis pemilih tersebut.
"Segmentasi ini adalah influencer dan mereka bisa menggiring opini, mereka yg bisa menggiring opini dan bisa menyebabkan Jokowi kalah," kata Adji.
Adji lantas mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Maruf dapat unggul di lima dari total enam enam kantong suara penting di Pilpres 2019 mendatang.
"Skor 5-1 untuk keunggukan Jokowi-Maruf paska pendaftaran capres-cawapres," pungkasnya.
(dal/gil)