Jakarta, CNN Indonesia -- Jemaah haji Indonesia banyak "tumbang" saat melakukan kegiatan melempar batu (jumrah) di Jamarat yang berbatasan dengan area Makkah.
"Banyak jemaah tumbang karena kelelahan dan
heat stroke," kata anggota tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH), dr Pradipta Suarsyaf kepada Media Center Haji di Mina, seperti dikutip dari
Antara, Rabu (22/8).
Umumnya, jemaah bugar saat berangkat dari tenda, tetapi keletihan saat harus kembali ke tenda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total jarak Mina-Jamarat pulang pergi adalah 4-6 kilometer dengan lintasan tergolong landai. Namun, jemaah mengalami kendala terkena cuaca panas dan paparan cahaya matahari langsung yang terik dengan suhu lebih dari 40 derajat celcius.
Pradipta yang dalam beberapa kesempatan mendampingi pasien terkendala kesehatan, mengatakan
heat stroke mengancam jemaah Indonesia, sebab mereka harus berjalan jauh di bawah terik matahari.
Pada beberapa kasus, jemaah yang terkena
heat stroke ditangani hingga cukup bugar untuk kembali ke tendanya di Mina.
Dia menyarankan agar jemaah tidak memaksakan kehendak jika kondisi fisik tidak memungkinkan, apalagi sebelum berangkat sudah mengalami gejala demam, lemas, mual, muntah, dan pingsan.
Adapun 10 Dzulhijah atau 21 Agustus merupakan hari jumrah pertama dan menjadi yang terpadat.
Dalam beberapa kesempatan, jemaah nampak berdesakan untuk melakukan jumrah Aqobah.
Mereka juga akan melakukan jumrah di hari Tasyrik tetapi diperkirakan kepadatan jemaah di Jamarat tidak berjejal karena terdapat pilihan melempar batu di antara tiga hari yang ditentukan.
(agi)