Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus
Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sujana meminta agar Lingkar Survei Indonesia Denny JA harus segera ditutup karena kerap kali memberikan hasil survei yang salah.
Pernyataan itu diungkapkan Eggi saat ditanya pewarta mengenai hasil survei LSI Denny JA yang menyebut pasangan calon presiden dan wakil presiden
Joko Widodo-Ma'aruf Amin unggul di kalangan pemilih muslim.
Eggi mencontohkan survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA saat Pemilihan Kepala Daerah serentak meleset jauh dari hasil riil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, di Pilkada Jawa Barat, kata Eggi, Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu berdasarkan hasil survei LSI Denny JA meraih suara paling buncit, namun berdasarkan penghitungan KPU mereka hanya kalah tipis dari pasangan Ridwan Kamil-Ruzhanul Ulum.
"Kita harus mengacu tiga hal penting, satu Pilkada DKI, dua Pilkada Jabar, tiga Jateng, di mana
margin error-nya sampai 20 persen lebih, di mana survei yang bisa,
margin error itu dua sampai tiga persen ini kok sampai 20 persen mestinya warungnya Denny JA itu sudah ditutup," ujar Eggi di Jakarta, Jumat (24/8).
Menurut dia survei yang dilakukan Denny JA terkait suara pemilih muslim itu mengambil sampel terlalu sedikit. Diketahui survei itu menggunakan sampel sebanyak 1.200 orang yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Jumlah suara 1.200 orang itu, kata Eggi, tidak bisa mewakili 262 juta lebih penduduk Indonesia. Ia mencontohkan Jabar saja memiliki penduduk lebih dari 41 juta namun hanya diwakili sekitar 40 orang.
"Katakan 200 juta orang yang ikut Pemilu masa cuma diwakili cuma 1.200, dan katanya untuk 33 provinsi, kalau satu provinsi berapa? Kan enggak sampai 50 orang," ujar pria yang juga menjabat sebagai Penasehat PA 212 itu.
Atas dasar itu ia optimistis pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bakal mengungguli pasangan Jokowi-Ma'aruf di Pilpres 2019 mendatang.
Sebelumnya, Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menyebut nama pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin masih melesat diantara pemilih muslim yang dibagi dalam beberapa kategori.
Adapun kategori-kategori itu antara lain masyarakat muslim yang berasosiasi dengan organisasi masyarakat (Ormas), kategori pandangan agama dan politik, kategori tipe negara ideal, kategori frekuensi praktik ibadah, dan kategori panutan.
(dal/gil)