Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Mulyono menegaskan bahwa tak ada ideologi radikalisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada pawai murid TK bercadar dalam perayaan Hari Kemerdekaan ke-73 RI, beberapa hari lalu.
Hal itu ia katakan untuk merespons kontroversi video viral pawai murid Taman Kanak-kanak TK Kartika V-69 Probolinggo yang menggunakan cadar dan membawa replika senjata api.
"Kalau secara ideologi sudah kita pahami tak ada [ideologi radikal ISIS]," kata Mulyono saat ditemui di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa Mabes TNI AD sendiri telah mengakui bahwa Taman Kanak-kanak (TK) Kartika V-69 Probolinggo yang menggelar pawai tersenut berada di bawah kesatuannya.
Melihat hal itu, Mulyono itu menjamin bahwa kepala sekolah maupun anak-anak TK yang mengikuti pawai tersebut tak mengerti tentang ideologi ISIS.
"Anak-anak TK dia mana tau, ISIS enggak mengerti," ujar Mantan Pangkostrad itu.
Mulyono mengatakan sanksi pemberhentian Hartati sebagai Kepala Sekolah TK Kartika V-69 oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Probolinggo sudah tepat.
Ia mengatakan pihaknya terus menjaga yayasan pendidikan yang dimiliki oleh TNI AD untuk memperhatikan materi kegiatan agar tak menimbulkan kontroversi dan viral seperti pada peristiwa tersebut.
"Ya sudah kita sesuaikan saja, yang penting beritanya enggak viral dan sudah kita dalami proses," pungkasnya.
Masyarakat Kota Probolinggo, Jawa Timur, sebelumnya heboh dengan pawai murid Taman Kanak-kanak saat perayaan kemerdekaan yang berisi simbol kekerasan dengan membawa replika senjata api.
Pawai Budaya itu digelar Sabtu (18/8) pagi dengan rute Jalan Panglima Sudirman (depan Pemkot) -Jalan Suroyo-Alun-alun itu diikuti 158 anak Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK). Salah satu TK menampilkan anak-anak berpakaian hitam bercadar dan membawa replika senjata laras panjang.
Sontak pawai ini viral di media sosial, netizen juga melakukan protes dan ramai mengomentarinya. Bahkan organisasi kepemudaan juga ikut protes seperti GMNI, IPNU, GP Ansor dan Gusdurian Probolinggo.
(end)