Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengklaim tetap siap menghadapi potensi banjir meski anggaran penanganan banjir dipangkas pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2018. Alasan mereka memotong anggaran lantaran khawatir target program dan penyerapan anggaran tidak tercapai.
"Karena waktunya enggak mungkin. Kalau batas waktu penggunaan sampai 15 Desember, wah tidak keburu. Kalau APBD-P diketok 1 Oktober seperti tahun kemarin, kita cuma punya waktu 1,5 bulan," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Teguh Hendrawan, saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/8).
Teguh meyakini meski anggaran dipangkas, program penanganan banjir di Jakarta tidak terkendala. Bahkan dia mengklaim tingkat kesiapan menghadapi banjir mengalami kemajuan sejak 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak terpengaruh, sebenarnya kalau kita lihat 2-3 tahun ini genangan di DKI ini sebuah prestasi tersendiri loh. Tahun 2015 itu kan ada 500 titik, sekarang paling tidak ada 50 titik, itu pun yang belum dinormalisasi," kata Teguh.
Pemangkasan anggaran untuk penanggulangan banjir dalam APBD-P 2018 senilai total Rp242 miliar.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dalam rapat pembahasan APBD-P 2018 sempat mempertanyakan mengapa keputusan itu diambil.
"Masalah anggaran banjir, saya lihat sekarang ini kenapa diturunkan? Seharusnya ditambah. Misalnya suatu saat kekurangan anggaran, kita sudah siap. Ini yang buat anggaran
sopo?" kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta.
(ayp/gil)