Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen PKB Abdul Kadir Karding menyatakan Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla bakal mengahadiri acara pengumuman ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Rumah Cemara, Jakarta, Jumat (7/9).
"InsyaAllah (JK) datang," ujar Karding di Rumah Cemara, Jakarta.
Karding enggan menjelaskan secara rinci kapan JK tiba di lokasi untuk turut terlibat dalam pengumuman tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun, JK sedianya hadir ke Rumah Cemara sekitar pukul 17.00 WIB. Kehadiran JK dalam acara tersebut dalam kapasitanya sebagai Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf.
Di sisi lain, Karding juga enggan berkomentar soal tokoh yang dipilih Jokowi sebagai Ketua TKN. Ia meminta semua pihak menunggu keterangan resmi yang akan disampaikan Jokowi bersama dengan Ma'ruf di Rumah Cemara.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, sejumlah petugas keamanan Rumah Cemara mulai melakukan penataan lokasi jelang kehadiran Jokowi-Maruf. Tak hanya itu, sejumlah Pasukan Pengamanan Presiden juga terlihat telah masuk ke Rumah Cemara untuk melakukan koordinasi.
Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah petinggi partai mulai menyambangi Rumah Cemara, di antaranya Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.
Jokowi bakal mengumumkan Ketua TKN hari ini. Sejumlah nama potensial yang bakal menjadi Ketua TKN, yakni Ketua Inasgoc Erick Thohir, Nadiem Makarim, hingga Wishnutama. Sementara Najwa Shihab yang semula masuk bursa Ketua TKN menyatakan menolak dan memilih untuk berkonsetrasi di dunia jurnalistik.
JK Diminta NetralKetua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersikap netral dalam pemilihan presiden 2019. Sebagai wapres, Dahnil berharap JK bisa memberi masukan pada dua kubu yang bersaing dalam pilpres agar tak melakukan kontestasi yang anarkis.
"Tadi saya sampaikan ke Pak JK, kalau bisa ada di tengah. Apalagi Pak JK relatif bisa diterima banyak kelompok baik Islam, nasionalis, dan saudagar," ujar Dahnil usai bertemu JK di kantor wapres, Jakarta, Jumat (7/9).
Ketua PP Muhammadiyah Dahnil Anzar (tengah). (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Meski demikian, Dahnil tak menampik JK harus menyesuaikan dukungan pada Joko Widodo, mengingat saat ini dirinya masih menjadi wapres mendampingi bakal capres petahana itu. Terlebih JK juga menjadi dewan pengarah pada tim kampanye pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Ya terus terang Pak JK menyampaikan etika beliau sebagai pasangan Pak Jokowi selama lima tahun, jadi mengarahkan beliau harus ke mana (dukungannya)," katanya.
Danhil menilai pentingnya peran JK lantaran kondisi politik jelang pilpres saat ini dianggap tak lagi menyenangkan. Hal ini tak lepas dari aktivitas politikus maupun para pendukung yang kerap ribut di media sosial.
"Menurut bahasa kami anak muda, kondisi politik sekarang itu enggak asyik karena dipenuhi politikus baperan," ucapnya.
Baper atau bawa perasaan yang dimaksud Dahnil adalah para politikus yang bersikap 'alay' dengan berdebat hingga membuat kegaduhan di media sosial. Alih-alih berdebat dengan membangun gagasan dan ide, mereka dianggap hanya ingin memenuhi kepentingan pribadi.
"Itu tidak akan terjadi kalau elit bersikap dewasa. Jadi elit harusnya terbiasa dengan kontestasi dan argumentasi yang beda-beda," kata Dahnil.
Oleh karena itu, ia menilai pentingnya peran JK untuk meredam kegaduhan politik yang selama ini terjadi. "Akan bahaya kalau argumentasi dan kontestasi politik itu melibatkan gerombolan. Maka saya minta Pak JK di tengah karena beliau tidak ikut kontestasi dan akan selesai sebagai wapres," lanjutnya.
(pmg/gil)