ANALISIS

Warga NU Kultural, Massa Bidikan Prabowo di Pilpres 2019

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Kamis, 13 Sep 2018 05:58 WIB
NU kultural diyakini lebih cair karena memiliki preferensi partai politik yang beragam dan tidak mungkin satu suara di pilpres 2019 mendatang.
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno safari politik di Jawa Timur. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Prabowo Subianto sudah mulai bersafari. Meski basis suara terbanyak pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 lalu berada Sumatera Barat dan Jawa Barat, Prabowo memilih Jawa Timur sebagai daerah pertama yang dikunjungi.

Kunjungan Prabowo bermula usai memberikan bantuan ke korban gempa Lombok. Setelah itu dia bertolak ke Jombang, Jawa Timur. Di sana, Prabowo berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari. Tidak ketinggalan, Prabowo beserta rombongan juga ziarah ke makam Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Prabowo lalu kembali ke Jakarta. Namun, hanya sebentar. Beberapa hari kemudian, dia kembali menuju Jawa Timur, tepatnya Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo kemudian berkunjung ke Pondok Pesantren Blokagung Darussalam, Tegalsari, Banyuwangi. Dia bersilaturahmi dengan pengasuh pesantren KH Ahmad Hisyam serta tokoh lainnya. Prabowo pun sempat berbicara di hadapan santri-santri.


Tak hanya Prabowo, bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno juga turut bersafari. Dia mengunjungi keluarga Gusdur di Ciganjur. Sandi sempat bertemu dan berbincang dengan istri mendiang Gusdur, Shinta Wahid. Putri Gusdur Yenny pun turut berbincang dengan Sandi.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai geliat Prabowo dan Sandi tersebut adalah bentuk pendekatan terhadap warga NU di level bawah.

Prabowo-Sandi dekati keluarga Gus Dur di Jawa Timur. (CNNIndonesia/Aghnia Adzkia)

Menurutnya, hal itu nampak jelas lantaran Prabowo tidak hanya ziarah ke makam Gusdur dan Hasyim Asy'ari, tetapi juga berkunjung ke pondok pesantren dan bertemu ulama di Jawa Timur.

"Upaya mendekati NU adalah langkah taktis Prabowo dan Sandi untuk mendapat tambahan elektoral yang selama ini hanya berkutat pada dukungan PKS, PAN, dan Gerindra," kata Adi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (12/9).


Adi mengatakan langkah Prabowo tidak keliru. Adi mengamini bahwa Ma'ruf Amin, yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU, sudah menjadi cawapres Joko Widodo. Namun, kata Adi, NU terdiri dari NU struktural dan NU kultural.

Menurut Adi, NU struktural mungkin cenderung condong ke kubu Jokowi-Ma'ruf. Akan tetapi, NU kultural di level bawah tergolong lebih cair. Tidak serta merta memiliki pandangan politik yang sama dengan NU struktural. Adi mengatakan pilihan politik warga NU secara umum pun tidak terfokus ke salah satu partai atau kekuatan politik. 

Adi menambahkan banyak orang NU kultural yang berafiliasi ke banyak partai seperti di Golkar, PDIP, PKS, dan PAN. Atas fakta preferensi politik yang beragam itu, Adi beraumsi di tataran NU kultural tidak mungkin terjadi satu suara di pilpres 2019 mendatang.

"NU kultural Inilah yang coba ingin digaet Prabowo dan Sandi, dan jumlahnya sangat mayoritas ketimbang yang struktural," imbuh Adi.


Hal lain yang mungkin ingin digapai Prabowo-Sandi yakni persepsi bahwa mereka tidak memiliki jarak dengan kalangan NU. 

Menurut Adi, Prabowo-Sandi selama ini memang cenderung dinilai terlalu dekat dengan kalangan Alumni 212, Front Pembela Islam atau simpatisan Rizieq Shihab lainnya secara umum. Terlebih, di level bawah, GP Ansor dan FPI juga kerap bergesekan.

Karenanya, Prabowo-Sandi ingin menunjukkan bahwa mereka pun tidak ada jarak dengan NU. Stempel hanya dekat dengan simpatisan Rizieq Shihab akan luntur dengan sendirinya. Langkah yang ditempuh yakni sowan ke ulama serta ponpes NU, serta keluarga Gus Dur. 

Prabowo-Sandi pun berharap warga NU tak sungkan untuk memilihnya.

"Di luar itu Prabowo dan Sandi juga ingin dikesankan dekat dengan NU," ujar Adi.


Adi lalu menilai Prabowo dan Sandi ingin sekali bekerja sama dengan keluarga mendiang Gus Dur. Dia menduga Prabowo telah mengajak Yenny Wahid bergabung ke dalam tim sukses.

Menurut Adi, bekerja sama dengan keluarga Gus Dur memang menjanjikan. Walau bagaimanapun, katanya, Gusdur adalah tokoh NU sehingga memiliki banyak simpatisan hingga saat ini.

Adi menduga Prabowo juga bakal memanfaatkan kerenggangan hubungan PBNU dengan Mahfud MD pasca gagal menjadi cawapres pendamping Jokowi. Adi mengatakan hal itu bisa saja berhasil, karena Mahfud adalah simpatisan setia Gus Dur.

"Apalagi secara politik Yenny kan bersama Mahfud 'termarjinal' dari PKB saat ini. Padahal PKB itu besar karena sosok Gus Dur," kata Adi.

(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER