Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait prediksi elektabilitas partai politik pada pileg 2019, tidak dapat menjadi rujukan.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyebut hasil survei LSI Denny JA kerap kali meleset dan tidak akurat, meski tergolong rajin membuat survei.
"Kami yakin Pak Denny JA juga sangat memahami bahwa survei beliau bukan kitab suci, karena dia sudah mengalami sendiri bagaimana kadang-kadang tidak akurat," kata Hidayat di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (13/9).
Salah satunya, kata dia, adalah survei LSI Denny JA yang tidak akurat terkait Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilgub Jawa Barat dan Jawa Tengah 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, kata dia, PKS memposisikan hasil survei ini hanya sebagai masukan. Sebab, kata dia, PKS juga memiliki survei internal yang dijadikan tolok ukur partai untuk menghadapi pemilu serentak 2019.
"Tapi jelas ini adalah bagian dari masukan dan kami akan jadikan sebagai masukan tanpa harus alergi tapi tanpa harus melebih-lebihkan, dia adalah survei saja," katanya.
Berdasarkan survei LSI Denny JA, kelima partai yaitu PKS, PPP, NasDem, Perindo dan PAN diprediksi sulit lolos ke DPR karena suaranya di bawah
parliamentary threshold atau ambang batas parlemen, yakni 4 persen.
Lima partai tersebut diprediksi menempati urutan ke-6 hingga ke-10 di Pileg 2019. Secara rinci urutan perolehan suara adalah PKS di urutan ke-6 dengan 3,9 persen dan posisi ke-7 PPP dengan 3,2 persen.
Sementara itu, NasDem diprediksi akan berada di posisi ke-8 dengan 2,2 persen, Partai Perindo di posisi ke-9 dengan 1,7 persen, dan PAN di posisi ke-10 dengan raihan 1,4 persen suara.
(sur)