KPU Pertanyakan Alasan SBY 'Walkout' Deklarasi Kampanye Damai

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 25 Sep 2018 22:08 WIB
KPU menyatakan acara deklarasi kampanye damai berjalan tertib tanpa aksi provokatif sebagaimana dituduhkan sejumlah pihak terkait dengan aksi walkout SBY.
Komisioner KPU Wahyu Setiawan ingin SBY menjelaskan langsung alasan dirinya walkout saat deklarasi kampanye damai akhir pekan lalu. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Wahyu Setiawan mempertanyakan alasan Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memutuskan walkout dari karnaval deklarasi kampanye di Monas, Jakarta, Minggu (23/9) lalu.

SBY disebut-sebut memutuskan walkout karena ada aksi provokatif dari pendukung salah satu pasangan calon. KPU mempertanyakan aksi provokatif tersebut.

"Masa teriakan dua periode dianggap provokatif, makanya saya bertanya, seperti apa yang provokatif," kata Wahyu saat ditemui di Bidakara Hotel, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (25/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal aksi provokasi itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno usai acara deklarasi kampanye damai.

Eddy yang mengaku berada satu mobil dengan SBY bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan pihaknya mendapatkan perlakuan provokatif sejak keluar pintu Istana Merdeka, menuju Monas.

SBY, kata dia, merasa ada perlakuan yang tidak fair karena ada yel-yel yang provokatif. Dia juga mengatakan kondisi saat itu tidak kondusif lagi.

"Akhirnya kami turun dari golf car karena memang tidak bisa jalan dan kondisi jadi tidak nyaman karena ada aksi-aksi yel-yel yang cenderung provokatif tersebut," katanya.

Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan aksi walkout SBY karena merasa KPU telah melanggar aturan yang dibuat lembaga itu sendiri, yakni soal larangan atribut partai yang dibawa saat acara deklarasi digelar.

"Partai Demokrat protes keras, Pak SBY juga turun dari barisan karena melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati," kata Hinca. 

Menurut Wahyu anggapan provokatif yang disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga perlu dijelaskan agar terang, karena acara tersebut digelar bersamaan dengan dimulainya masa kampanye.

"Perlu diketahui, ini sudah kampanye, tanggal 23 September itu sudah masuk kampanye sehingga masyarakat juga punya kebebasan berekspresi menyampaikan pandangan politiknya terkait Pemilu 2019," ucap dia.

"Saya juga tidak memahami sampai sekarang, karena belum ada laporan yang dimaksud ungkapan provokatif itu yang seperti apa," kata Wahyu.

Terlepas dari isu aksi provokatif itu, Wahyu mengklaim di area deklarasi kampanye damai itu semua tertib dan terencana.

Meski demikian dia menyatakan siapa pun diperkenankan memberikan kritik dan saran kepada KPU agar penyelenggaraan pemilu dapat berjalan baik.

Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Maruf Amin sebelumnya telah meminta maaf bila tindakan yang dilakukan para relawan membuat SBY walkout.

Direktur Kampanye TKN, Aria Bima mengaku pihaknya tidak pernah merencanakan tindakan provokasi terhadap SBY.

"Menyangkut Pak SBY, kalau itu terjadi dan membuat Pak SBY tidak berkenan, kami mohon maaf," ujar Aria di Rumah Cemara, Jakarta. (fhr/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER