Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)
Zulkifli Hasan enggan ambil pusing terhadap insiden sorakan mahasiswa kepada dirinya saat menghadiri seminar di Purwokerto, Selasa (25/9) kemarin.
Menurutnya, saat itu pihaknya tengah mengadakan konsolidasi internal partai. Salah satu agendanya adalah membicarakan kebangsaan yang dihadiri mahasiswa.
"Mahasiswa itu memang begitu sikapnya, ada yang kritis, ada yang keras, memang masanya, memang zaman mereka," kata Zulkifli di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (26/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip berbagai media, Zulkifli mendapat sorakan dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang hadir ketika mengisi sebuah seminar lantaran mempromosikan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Zulkifli mengatakan sorakan itu merupakan hak mahasiswa dalam berekspresi. Dia tidak berencana melakukan klarifikasi atas peristiwa itu.
"Mahasiswa memang begitu. Kalau cuma semua ketawa senyum, dukung, kan enggak mahasiswa namanya," kata dia.
Saat peristiwa itu Zulkifli hadir bersama Sandiaga Uno yang tengah berkampanye di Purwokerto, Purbalingga, hingga Pekalongan.
Ini bukan pertama kali rombongan koalisi Prabowo-Sandi mendapat sambutan tak mengenakkan. Hal yang hampir serupa bahkan dialami langsung oleh Sandi saat bertandang ke Surakarta, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Sandi seperti dikutip
Antara pada Sabtu (22/9), disambut aksi demonstrasi mahasiswa saat berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sandiaga sebenarnya dijadwalkan mengisi kuliah umum tentang kewirausahaan di UMS. Namun, sejumlah mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa UMS datang ketika Sandiaga sedang berceramah di Gelanggang Olahraga UMS.
Mahasiswa sempat masuk di halaman GOR, tetapi diminta keluar oleh petugas keamanan kampus. Meski demikian, hal itu tidak menghentikan mahasiswa terus menyampaikan orasi di luar pagar GOR.
Salah satu mahasiswa, Muhammad Ismail mengatakan bukan berarti aksi tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap capres lain, yakni Joko Widodo.
"Kami bukan berarti mendukung Joko Widodo. Yang pasti kami menolak politisasi kampus. Oleh karena itu, kami ingin kampus juga membuka ruang demokrasi seluas-luasnya. Kampus memiliki tugas independen yang tidak boleh dipolitisasi," kata mahasiswa jurusan Teknik Elektro itu.
(swo/wis)