Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Syuro
PKS Hidayat Nur Wahid mengkritik program '
Revitalisasi Revolusi Mental' yang termaktub dalam visi dan misi pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di
Pilpres 2019.
Ia menilai bahwa program Revolusi Mental Jokowi di periode pertama tak berjalan dengan baik sehingga perlu ada tambahan kata 'revitalisasi' dalam program tersebut.
"Ya, kan ada sebagian mengatakan bahwa memang kan Revolusi Mental itu memerlukan dua periode, padahal dulu waktu kampanye [Pilpres 2014] enggak ngomong begitu," kata politisi yang akrab disapa HNW itu saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HNW lantas menyayangkan kubu Jokowi-Ma'ruf yang kembali memunculkan program berbau Revolusi mental dengan 'kedok baru' bernama Revitalisasi Revolusi Mental di Pilpres 2019.
Ia menilai tindakan itu justru sebagai pengakuan langsung dari kubu Jokowi-Ma'ruf bahwa program Revolusi Mental jilid I tak berlangsung sukses.
"Jadi kalau itu dimunculkan kembali bahwa ada semacam pengakuan memang kemarin belum sepenuhnya sukses," kata dia.
 Salah satu acara bertajuk Revolusi Mental, di Kementerian Sosial, Jakarta, 2015. ( CNN Indonesia/Yohannie Linggasari) |
HNW menjabarkan program Revolusi Mental Jilid I tak membuahkan hasil karena banyak janji kampanye Jokowi-JK tak tercapai ketika menjabat.
Sebab, kata dia, salah satu indikator keberhasilan Revolusi Mental adalah sosok pemimpin yang dapat memenuhi janji-janjinya kepada masyarakat.
"Kan revolusi mental di antaranya pasti untuk menghadirkan bangsa Indonesia yang memenuhi janji," kata dia.
"Di antara janji-janji Pak Jokowi kan banyak yang belum terpenuhi dan Anda semua tahu yang tidak terpenuhi itu," tambahnya .
Diketahui, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengeluarkan program yang bernama Revitalisasi Revolusi Mental.
Berdasarkan dokumen Visi dan Misi pasangan Jokowi-Ma'ruf yang dibaca CNNIndonesia.com pada Kamis (27/9), penjabaran program itu termaktub pada halaman 20 dengan bunyi sebagai berikut:
 Paslon capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). ( CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Perubahan mental karakter bangsa dari mental karakter yang negatif ke mental karakter yang positif harus menjadi strategi pembangunan manusia dan kebudayaan yang terus-menerus diinternalisasi dalam sistem pembangunan, sehingga menjadi sistemik serta mengalami pembudayaan dalam perilaku sehari-hari."
Program itu secara spesifik menyasar ke tiga bidang utama, yakni bidang pendidikan, tata kelola pemerintahan, dan budaya.
(rzr/arh)