Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy membuka rapat pimpinan nasional yang juga dihadiri oleh Presiden
Joko Widodo di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (27/9).
Pria yang akrab disapa Romi itu sempat menyelipkan sindiran bagi kubu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY) yang belum meneken deklarasi kampanye damai Pemilu 2019 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Setelah menyampaikan pidato bertema tantangan ekonomi di tengah perang dagang internasional, Romi menyinggung ihwal pemilu yang sudah masuk dalam tahapan kampanye. Salah satu disinggung tentang deklarasi kampanye damai digelar oleh KPU Minggu, 23 September lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Romi menyebut ada kekhawatiran dari Dubes Uni Eropa yang ia terima informasinya, tentang penggunaan politik identitas dalam Pilpres 2019 nanti. Ia menjamin partainya tak akan memakai isu politik identitas, apalagi deklarasi kampanye damai sudah ditandatangani ketua umum partai politik peserta Pemilu 2019.
"Tentunya dengan peluncuran kampanye damai beberapa hari lalu di hari Minggu ditandatangani oleh seluruh pimpinan atau ketua umum," ucap Romi.
"Kecuali yang tidak tanda tangan," imbuhnya yang diikuti tawa peserta acara.
SBY diketahui tak sempat ikut meneken komitmen deklarasi kampanye damai seperti yang dilakukan para ketum maupun sekjen parpol. SBY bersama keluarga memilih pergi meninggalkan lokasi acara meski baru lima menit di sana.
Aksi walkout tersebut diklaim Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan sebagai bentuk protes terhadap atribut partai dan kampanye yang bertebaran di lokasi acara.
KPU sendiri tetap mempersilakan kubu Demokrat untuk menandatangani komitmen kampanye damai dengan perwakilan ketum atau sekjennya.
(bin/osc)