Jakarta, CNN Indonesia -- Suara keluarga mantan presiden Indonesia menjadi daya tarik sendiri dalam gelaran
Pilpres 2019. Pada pesta demokrasi lima tahunan kali ini, hampir semua keluarga eks presiden telah memberikan arah dukungan, baik untuk calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1
Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun nomor urut 2
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar menilai dukungan dari keluarga eks presiden sangat penting bagi para capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2019. Idil menyebut salah satu contohnya adalah kedatangan para pasangan capres-cawapres ke rumah Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan.
"Tentu itu sangat strategis ya, karena kita tahu seorang presiden tentu banyak fansnya lah, banyak orang yang kemudian mengikuti mereka, dengan segala kondisi masing-masing," kata Idil kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idil menyebut masing-masing presiden memiliki daya tariknya tersendiri, mulai dari Sukarno, Soeharto, sampai Gus Dur. Sukarno memiliki pendukung fanatik yang disebut sebagai Sukarnois, hingga para 'pengikut' Gus Dur yang memiliki jaringan Gusdurian di seluruh Indonesia.
"Jadi siapapun kemudian yang bisa menggaet keluarga masing-masing calon presiden itu punya dorongan suara yang cukup penting nantinya, itu harus kita akui," ujarnya.
Keluarga Presiden RI ke-1, Sukarno menjadi penyokong utama Jokowi-Ma'ruf, yang dimotori Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan juga Presiden RI ke-5. Anak Megawati, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo pun ikut mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Meskipun demikian, putri Sukarno yang lain, Rachmawati Soekarnoputri berada di dalam barisan Prabowo-Sandi. Politikus Partai Gerindra itu juga sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.
Kemudian keluarga Presiden RI ke-2 Soeharto jelas memberikan dukungan pada Prabowo-Sandi. Dukungan ini tak terlepas dengan hubungan Prabowo dengan putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Mereka berdua sempat membangun rumah tangga belasan tahun silam hingga akhirnya kandas.
Belakangan Titiek Soeharto kerap hadir dalam kegiatan Prabowo, mulai dari mendaftar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden sampai pengambilan nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pekan lalu. Selain Titiek, ada nama Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
Titiek dan Tommy Soeharto kini membawa nama Partai Berkarya. Anak Sigit Harjojudanto, Eno Sigit juga ikut dalam barisan pendukung Prabowo-Sandi. Baik Titiek, Tommy, maupun Eno Sigit masuk dalam BPN Pasangan Prabowo-Sandi.
Selain keluarga Cendana, keluarga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga merapat ke Prabowo-Sandi. SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu bahkan menjadi Koordinator Juru Kampanye Nasional Prabowo-Sandi.
Sementara putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam anggota Dewan Pembina BPN Prabowo-Sandi dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menjadi Juru Kampanye Nasional. Demokrat sendiri menjadi salah satu pengusung Prabowo-Sandi.
Terakhir, keluarga Gus Dur telah menyatakan sikap dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden, yang disampaikan putrinya Yenny Wahid. Yenny bersama Konsorsium Kader Gus Dur mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Khusus untuk dukungan keluarga Gus Dur, masing-masing pasangan calon presiden dan wakil sempat mengunjungi kediaman mantan Ketua Umum PBNU itu pada waktu yang berbeda, mulai dari Jokowi, Prabowo, Sandi, hingga Ma'ruf.
 Prabowo Subianto dan Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari). |
Pengaruh di MasyarakatIdil menyebut salah satu faktor keluarga mantan orang nomor satu di Indonesia itu menjadi rebutan pasangan capres-cawapres adalah pengaruh yang mereka miliki di tengah masyarakat Indonesia.
"Karena memang suara mereka, bukan suara dari keluarga mereka, tapi pengaruh mereka di tingkat masyarakat yang kemudian dikejar oleh para calon presiden," tuturnya.
Jaringan di tengah masyarakat itu, kata Idil yang ingin dimanfaatkan para pasangan capres-cawapres untuk menambah suara pada Pilpres 2019. Peran dari keluarga presiden ini bukan hanya mengomunikasikan para pasangan calon, tetapi juga bisa menggerakan masyarakat memilih calon tertentu.
"Jadi jaringan itu bukan hanya sekedar mengomunikasikan tapi juga bahkan sampai meraih suara. Patron terhadap keluarga presiden masih sangat besar," kata dia.
Namun demikian, keluarga Presiden ke-3 RI BJ Habibie tak ikut-ikutan dalam memberikan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden. Idil melihat kecenderungan Habibie maupun keluarganya netral alias tak akan mendukung Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi.
"Kalau Pak Habibie ini memang kecenderungannya tidak memihak manapun," ujarnya.
(fra/osc)