Khawatir Gempa Susulan, Warga Sigi Tidur di Pekarangan Rumah

Tim CNN Indonesia | CNN Indonesia
Selasa, 02 Okt 2018 17:03 WIB
Masyarakat di Kabupaten Sigi khawatir berada di dalam rumah usai gempa di Palu. Pada saat malam hari pun mereka masih bertahan di luar rumah.
Warga mengungsi pascagempa mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi salah satu tempat yang terdampak dari gempa yang melanda Palu, Jumat (28/9) lalu. Sigi juga menjadi tempat yang terkena fenomena likuifaksi, yakni tanah yang berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.

Salah seorang warga Sigi, Jafar Bua menuturkan hingga kini masyarakat khawatir berada di dalam rumah. Pada saat malam hari pun masyarakat masih bertahan di luar rumah.

"Masyarakat tidak berani tidur malam di rumah, mereka tidur di lapangan dan pekarangan rumah menjaga barang-barangnya," kata Jafar kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jafar menceritakan sejumlah pohon, tiang listrik, jalan, dan rumah warga di Sigi hancur. Namun dia mengatakan petugas sudah terlihat mulai melakukan evakuasi dan mencari kemungkinan adanya korban yang yang masih terjebak.

"Kabarnya masih ada jenazah yang belum dievakuasi," terang dia.

Jafar menjelaskan Sigi sedianya adalah daerah persawahan dan pertanian yang luas. Di lokasi ini ada sejumlah titik sumber mata air panas yang terbentuk pada gempa Palu tahun 2005.

"Jadi daerah ini juga pernah gempa. Setahun setelah gempa Aceh 2004," ujar dia.

Khawatir Gempa Susulan, Warga Sigi Tidur di Pekarangan RumahEfek likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Dari keterangan Jafar, ada sekitar 21 orang yang masih belum dievakuasi di kawasan Sigi. Pencarian pun masih berlanjut hingga hari ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan belum bisa mengetahui jumlah korban yang tertimbun di Petobo dan Balaroa akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tertimbun tak bisa diketahui karena kondisi tanah ambles dan lumpur yang menimbun lokasi.

"Ada proses amblesan dan pengangkatan tanah dan tertimbun oleh lumpur. Jadi masih lakukan pendataan seberapa banyak di sekitar kompleks perumahan yang kondisinya hilang, rata dengan tanah yang diperkirakan tertimbun," kata Sutopo.

Puluhan orang diduga tertimbun di sejumlah lokasi termasuk di Petobo, Kabupaten Sigi, dan Balaroa, Kota Palu. Adapun jumlah korban yang dicatat BNPB per hari ini, pukul 13.00, sebanyak 1234 orang tewas. Ratusan orang terluka berat dan ribuan orang mengungsi.

(ctr/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER