Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pergantian nama program
One Karcis One Trip (OK Otrip) yang akan dilakukan Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan mendapat tanggapan positif dari Fraksi PDIP. Partai berlambang banteng itu mendukung perubahan nama OK Otrip.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai rencana perluasan integrasi moda transportasi lewat perombakan OK Otrip harus segera dilakukan.
"Baguslah, karena arahnya memang harus ke sana," kata Gembong saat dihubungi melalui telepon, Selasa (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gembong berpendapat Pemprov DKI Jakarta punya kemampuan finansial untuk mengeksekusi rencana tersebut. Sehingga ia melihat Pemprov sanggup memberikan subsidi agar masyarakat beralih ke transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau.
"PDIP bahkan mendukung itu jadi prioritas agar Pemprov lakukan integrasi moda transportasi," imbuh Gembong.
Tanggapan Gembong ini terkait dengan pernyataan Anies
yang hendak mengganti nama OK Otrip setelah masa uji coba program tersebut berakhir pada 30 September 2018.
Anies berkeinginan program pengganti OK Otrip nanti juga mengintegrasikan layanan transportasi di samping angkot, seperti MRT dan LRT. Kendati demikian Anies belum mengantongi nama baru untuk pengganti OK Otrip tersebut.
Gembong mendorong rencana itu karena ia melihat OK Otrip sebagai program gagal. Dari target 2.000 angkutan yang bergabung di akhir tahun, baru ada 200 yang dicatat oleh Gembong.
Ia menilai komunikasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan pengusaha angkot masih kurang.
"Di satu sisi pengusaha harus melangsungkan hidupnya, di sisi lain, Keinginan itu dalam rangka mempertahankan eksistensi. Di sisi masyarakat mendapatkan alat transportasi yang baik dengan harga terjangkau," katanya.
Gembong mengapresiasi evaluasi dan rencana rebranding Pemprov DKI Jakarta untuk OK Otrip. Ia berkata sudah waktunya Pemprov menawarkan solusi transportasi baru untuk warga Jakarta.
OK Otrip adalah program gagasan Anies-Sandi untuk mengintegrasikan transportasi di Jakarta. Dengan membayar Rp5 ribu, warga bisa menggunakan tiga moda transportasi berbeda dalam rentang waktu tiga jam.
Sebelumnya, uji coba OK Otrip sudah diterapkan sejak Februari hingga April 2018. Program ini lalu diperpanjang hingga 15 Juli. Perpanjangan kembali dilakukan setelahnya sampai 30 September 2018.
(bin/ugo)