Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional
Joko Widodo-Maruf Amin, Hasto Kristiyanto menyesalkan tindakan
Ratna Sarumpaet yang sebelumnya diduga dianiaya. Hasto menyebutnya sebagai drama dengan strategi bermain sebagai korban atau
playing victim.
"Kami sungguh menyesalkan atas berbagai drama
playing victim tersebut," ujar Hasto di Rumah Cemara, Jakarta, Rabu (3/10).
Hasto mengakui Prabowo tidak secara langsung menuding pemerintahan Jokowi terlibat dalam kasus tersebut. Namun, ia menilai sejumlah penyataan Prabowo saat merespons hal yang dialami Ratna terkesan menyudutkan Jokowi sehingga dipolitisasi oleh banyak pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Hasto menyesalkan Prabowo tidak melakukan klarifikasi secara langsung kepada kepolisian mengenai hal tersebut. Bahkan, ia juga menyinggung Ratna, selaku pihak yang mengklaim menjadi korban, tidak melaporkan peristiwa yang menimpanya ke kepolisian.
Hasto berkata kepolisian adalah institusi yang harus menjadi rujukan untuk membuktikan sebuah dugaan tindak pidana.
"Bagaimana ada orang yang harusnya jadi pemimpin melakukan sebuah proses penyataan ke publik tanpa melakukan pengecekan dan melalui proses hukum yang harusnya dilakukan oleh seorang warga negara," ujarnya.
Ratna Sarumpaet saat jumpa pers di kediamannya. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Di sisi lain, Hasto menegaskan pihaknya sepakat dengan Prabowo jika kekerasan terhadap perempuan merupakan hal yang tidak dibenarkan. Akan tetapi, hal tersebut menjadi salah dugaan terhadap Ratna merupakan sebuah kebohongan dan dipolitisasi untuk meraih pilihan politik.
"Jangan sekali-kali melakukan manipulasi hanya untuk menimbulkan empati," ujar Hasto.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan penganiayaan terhadap Ratna di luar perikemanusiaan dan melanggar HAM.
"Apa yang dialami ibu Ratna ini tindakan yang di luar kepatutan, tindakan jelas melanggar HAM, dan tindakan pengecut karena dilakukan terhadap ibu-ibu yang usianya sudah 70 tahun," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta, Selasa (2/10).
Namun, Kepolisian menyatakan dugaan penganiaan Ratna adalah kebohongan. Hasil penyelidikan menyebut luka lebam di wajah Ratna karena operasi plastik.
Ratna Sarumpaet sendiri mengakui telah berbohong kepada banyak orang, termasuk keluarga dan koleganya di kubu Prabowo. Dia membiarkan kebohongan itu dan berpikir untuk mengembangkan cerita bohong tentang penganiayaan itu.
"Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita," kata Ratna.
(panji/pmg)