OTT KPK di Ambon Diduga Terkait Pengurangan Pajak

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 04 Okt 2018 07:39 WIB
KPK menangkap enam orang dalam OTT pejabat pajak di Ambon dan mengamankan uang Rp100 juta. Diduga terjadi transaksi pemberian uang terkait pembayaran pajak.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sedikitnya enam orang diciduk dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Ambon, Maluku, Rabu (3/10) sore. Mereka yang ditangkap dikabarkan merupakan pejabat pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Papua Maluku.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, mereka yang diamankan diduga terlibat transaksi pemberian terkait pembayaran pajak. Namun Febri tak menjelaskan secara rinci.

"Diduga terjadi transaksi pemberian uang terkait dengan upaya pengurangan pembayaran pajak," ujar Febri saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dugaan ini didapat setelah Tim Satuan Tugas KPK melakukan pemeriksaan awal terhadap enam orang yang diamankan. Mereka diperiksa di lokasi penangkapan.

Hasil pemeriksaan awal, empat dari enam orang itu akan menjalani pemeriksaan lanjutan di Jakarta. Sedianya mereka diterbangkan ke Jakarta Kamis (4/10) pagi ini.

Febri menambahkan dalam operasi senyap kali ini, tim penindakan KPK turut mengamankan uang sejumlah Rp100 juta. Uang tersebut diduga bagian dari jatah untuk mengurus upaya pengurangan pembayaran pajak.

"Ada uang yang diamankan dalam kegiatan ini, sejauh ini yang telah dihitung setidaknya Rp100 juta," kata Febri.

Febri enggan memberi keterangan lebih lanjut perihal OTT ini. Febri hanya mengatakan KPK akan menyampaikan secara resmi penangkapan pejabat pajak ini melalui konferensi pers pada Kamis (4/10).

KPK sendiri memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status dari pihak-pihak yang diamankan tersebut. Jika ditemukan bukti permulaan yang cukup, maka KPK akan menetapkan mereka sebagai tersangka. (fra/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER