Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo menilai laporan ke polisi oleh kubunya terkait hoaks
Ratna Sarumpaet bukan 'bom bunuh diri'. Meskipun laporan itu akhirnya batal dibuat.
Dia menilai kejadian pembohongan itu sebagai proses pembelajaran bagi Prabowo yang percaya pada seorang tokoh aktivis yang telah lama dikenalnya.
"Bukan, bukan. Ini bukan 'bom bunuh diri'. Ini adalah pembelajaran. Ini proses pembelajaran bagi seorang Prabowo yang sangat percaya kepada seorang tokoh," ujar Hashim di Gedung Trans TV, Jakarta, Kamis (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adik Prabowo tersebut mengatakan kakaknya telah belajar bahwa aktivis yang sudah begitu lama dikenal publik pun bisa berbohong. Dia juga mengatakan Prabowo sejak awal menginginkan proses investigasi berjalan
fair. Dia tak sepakat jika kakaknya dituding telah menuduh satu pihak.
"Tidak ada tuduhan ke pihak manapun. Kita meminta proses yang
fair. Masih ingat kan kasus Pak Novel Baswedan? Yang diserang, dianiaya? Sampai sekarang kasus ini belum terungkap," katanya.
Hashim mengatakan Ratna Sarumpaet merupakan juru kampanye nasional BPN karena dianggap bukan orang asing oleh Prabowo. Atas kejadian ini, kubu Prabowo-Sandi merasa tertipu dan meminta Ratna berhenti dari posisinya.
 Ratna Sarumpaet (tengah) mengaku berbohong soal penganiayaan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sebelumnya, sejumlah politisi dari kubu Prabowo-Sandi pun menyebarluaskan kabar penganiayaan Ratna melalui media sosial. Prabowo bahkan bertemu langsung dengan Ratna untuk melihat kondisinya dan menggelar konferensi pers setelah itu.
Penganiayaan itu ternyata bohong. Ratna Sarumpaet sendiri yang mengakui telah menciptakan kebohongan itu. Ia meminta maaf kepada Prabowo dan sejumlah pihak yang sudah membela dirinya, meskipun sebenarnya penganiayaan yang menimpanya merupakan kebohongan semata.
Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno sebelumnya menyatakan akan melapor ke polisi terkait kebohongan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
"Saya pernah memberikan pernyataan bahwa anggota Badan kita yang melakukan hoaks, kita akan laporkan ke polisi, itu pasti akan kita tindak lanjuti," ujar Sandi, Rabu (3/10).
Namun belakangan dia membatalkan niatnya itu. Sandi menyerahkan proses hukum kepada pihak kepolisian.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyatakan kepolisian bakal meminta keterangan sejumlah pihak yang terlibat, termasuk Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
(kst/pmg)