Jakarta, CNN Indonesia -- Tim kesehatan
TNI bersama relawan dokter dari Universitas Hasanuddin Makassar melakukan penyisiran ke daerah-daerah terisolasi pascagempa dan tsunami di
Donggala,
Sulawesi Tengah, Selasa (9/10).
Penyisiran itu dilakukan menggunakan Helikopter MI-17 dari Skadron 31/Serbu Penerbad TNI AD karena akses darat ke wilayah-wilayah tersebut terisolasi.
Salah satu daerah terisolasi yang telah disisir tim kesehatan tersebut Desa Rano, Kecamatan Balaengsang, Kabupaten Donggala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kesehatan Kostrad Kolonel Ckm dr. A. Zumaro mengatakan Tim Kesehatan TNI yang berkekuatan 11 personel, terdiri dari lima dokter dan enam tenaga medis dan tiga orang dokter relawan dari Universitas Hasanuddin akan memberikan pengobatan kesehatan di Desa Rano yang dihuni kurang lebih 1.600 orang.
"Setelah dilakukan penyisiran di keempat dusun yang ada di Desa Rano, Tim Kesehatan TNI beserta tiga dokter relawan mendapatkan 65 orang yang menjadi korban bencana gempa bumi dan tsunami," ujarnya seperti dikutip dari rilis Pusat Penerangan TNI.
"Dari 65 orang korban tersebut ada satu yang mengalami patah tulang dan satu lagi mengalami gagal jantung, sehingga harus di evakuasi dengan menggunakan Helikopter MI-17 untuk mendapat penanganan lebih lanjut," sambungnya.
 Personel gabungan TNI dan Polri ikut dilibatkan dalam penanggulangan pascabencana di Sulawesi Tengah. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Sementara itu, dalam penanganan pascabencana gempa-tsunami Palu, Donggala, dan sekitarnya di Sulawesi Tengah, sebanyak 8.550 personel TNI-Polri telah dilibatkan.
"Secara keseluruhan, personel yang terlibat dalam penanggulangan bencana terdiri dari 6.522 orang anggota TNI dan 2.028 anggota Polri, selain itu banyak relawan yang terjun langsung di lapangan," ujar Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Agus Sasmita seperti dikutip dari
Antara, Rabu (10/10).
Untuk pelayanan medis bagi para korban terdampak gempa-tsunami, Agus menyatakan sebanyak 12 rumah sakit operasional yaitu 9 di Kota Palu, dua di Donggala, dan satu di Sigi, dan dua lagi adalah rumah sakit pelayanan TNI yakni RS KRI Suharso dan Rumah Sakit Lapangan di Balaroa.
"Keberadaan Rumkit tersebut diharapkan dapat menampung pelayanan bagi 74.044 pengungsi, itupun jika memang mereka mengalami keluhan sakit ataupun memerlukan perawatan khusus," katanya.
Untuk penunjang perekonomian, dari delapan pasar di Palu, 16 pasar di Donggala dan satu pasar di Sigi yang sudah beroperasional sebanyak tiga pasar dan itu juga yang berada di Palu.
"Daerah Donggala, kita sudah distribusikan logistik sebanyak enam Sorti ke Desa Lende Kecamatan Balaesang Tanjung dan Desa Rano menggunakan helikopter serta empat truk ke posko pengungsi sektor Kabupaten Sigi," ujarnya.
(kid)